Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelantikan Biden Terancam, Pimpinan Militer AS Ingatkan Pasukan untuk Setia

Investigasi terhadap pelaku serangan ke Capitol belum pernah terjadi sebelumnya, menurut Departemen Kehakiman.
Para pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump berkumpul di depan Gedung U.S. Capitol di Washington, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021)./Antara/Reuters-Stephanie Keith
Para pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump berkumpul di depan Gedung U.S. Capitol di Washington, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021)./Antara/Reuters-Stephanie Keith

Bisnis.com, JAKARTA - Jenderal paling senior di Amerika Serilat (AS) Mark Milley dan seluruh kepala staf gabungan yang terdiri dari kepala masing-masing cabang militer mengeluarkan pernyataan keras mengutuk invasi kekerasan di gedung parlemen (Capitol) AS pada pekan lalu, dan mengingatkan seluruh angkatan bersenjata soal kewajiban membela Konstitusi dan menolak tindakan ekstremisme.

"Kami menyaksikan tindakan di dalam Gedung Capitol yang tidak sesuai dengan aturan hukum. Hak kebebasan berbicara dan berkumpul tidak memberi siapa pun hak untuk menggunakan kekerasan, hasutan dan pemberontakan," tulis mereka dalam pernyataan seperti dikutip CNN.com, Rabu (13/1/2021).

Pernyataan tersebut dianggap sebagai langkah yang signifikan untuk menghindaari kemungkinan para pimpinan militer mengambil sikap yang mungkin bernuansa politik. Akan tetapi, mengingat apa yang telah terjadi, para pimpinan perlu membuat pernyataan mengingat tingginya potensi ancaman saat pelantikan presiden.

Investigasi terhadap pelaku serangan ke Capitol belum pernah terjadi sebelumnya, menurut Departemen Kehakiman.

“Sebagai anggota dinas militer, kita harus mewujudkan perwujudan nilai-nilai dan cita-cita bangsa. Kita mendukung dan membela UUD. Setiap tindakan yang mengganggu proses Konstitusi tidak hanya bertentangan dengan tradisi, nilai, dan sumpah kita; itu melanggar hukum," menurut pernyataan itu.

Selain itu, pernyataan tersebut merujuk pada pengesahan hasil pemilihan presiden oleh Kongres dan mengatakan, "Presiden terpilih Biden akan dilantik dan akan menjadi Panglima Tertinggi kami yang ke-46."

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump membantah telah menyampaikan pidato yang membuat pendukungnya melakukan kekerasan di Gedung Capitol Hill. Sebelumnya, Trump berpidato pada 5 Januari, kemudian pendukungnya menyerbu  Capitol pada 6 Januari.

Trump mengatakan tidak merasa telah mendorong para pendukung untuk berbuat kekerasan.

"Mereka telah memahami pidato saya, kata-kata saya, kalimat terakhir saya," kata Trump.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper