Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Hadapi Tekanan, Senator: Mundur atau Digulingkan!

Trump kini didesak untuk mengundurkan diri atau agar Wakil Presiden Mike Pence melakukan langkah konstitusional yang luar biasa untuk menggulingkan sang bos dari jabatannya.
Donald Trump saat kampanye di dekat Gedung Putih, 6 Januari/EPA/Bloomberg-Shawn Thew
Donald Trump saat kampanye di dekat Gedung Putih, 6 Januari/EPA/Bloomberg-Shawn Thew

Bisnis.com, JAKARTA - Hasil pemilu di Georgia dan kerusuhan di gedung parlemen AS membuat Presiden Donald Trump kian berada di bawah tekanan.

Tekanan terhadap Trump meningkat pada Kamis (7/1/2021) setelah dia dituding menghasut kerumunan pengunjuk rasa yang menyerbu Capitol AS.

Trump kini didesak untuk mengundurkan diri atau agar Wakil Presiden Mike Pence melakukan langkah konstitusional yang luar biasa untuk menggulingkan sang bos dari jabatannya.

Chuck Schumer, anggota senior Senat dari kubu Demokrat, menyerukan agar Pence dan kabinet Trump meminta amandemen ke-25, yang memberikan jalan bagi presiden untuk dicopot.

Anggota kongres lainnya menggemakannya, termasuk Anggota Kongres dari Partai Republik Adam Kinzinger, seorang kritikus loyal Trump.

Sementara itu, pengunduran diri terus meningkat di lingkaran Trump, termasuk mantan kepala staf Trump dan utusan khusus untuk Irlandia Utara, Mick Mulvaney, dan kepala dewan penasihat ekonominya.

Dalam upaya nyata untuk memadamkan protes, Trump mengeluarkan pernyataan dalam semalam yang berkomitmen untuk "transisi yang teratur."

Orang-orang lain di lingkaran Trump mengatakan mereka akan tinggal, termasuk Menteri Keuangan Steven Mnuchin.

Mnuchin dan staf seniornya telah sepakat bahwa mereka akan tetap bekerja untuk memastikan transisi yang teratur di tengah krisis ekonomi akibat pandemi, ujar seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Schumer menyerukan untuk meminta amandemen ke-25 pada Kamis - dan, kecuali itu, mengatakan Kongres harus berkumpul kembali untuk meng-impeach Trump.

“Apa yang terjadi di US Capitol kemarin adalah pemberontakan melawan Amerika Serikat, yang dihasut oleh presiden. Presiden ini seharusnya tidak menjabat satu hari lagi pun,” kata Schumer.

Tiga anggota Demokrat dari komite kehakiman DPR - David Cicilline, Ted Lieu dan Jamie Raskin - mengatakan pada Kamis bahwa mereka mengedarkan pasa;-pasal tentang pemakzulan Trump atas kerusuhan 6 Januari.

Pasal-pasal itu menyebutkan bahwa upaya Trump untuk membatalkan hasil pemilu dan menghasut massa "telah menunjukkan bahwa ia akan tetap menjadi ancaman bagi keamanan nasional, demokrasi, dan konstitusi jika diizinkan untuk tetap menjabat."

Pasal-pasal itu akan melarang Trump memegang jabatan publik, mengakhiri harapan untuk kembali ke Gedung Putih melalui pemilu 2024.

Kinzinger mengatakan Trump "hampir tidak" mengecam kekerasan tersebut. “Semua indikasi Presiden sudah lengah, bukan hanya dari tugas atau bahkan sumpahnya, tapi dari kenyataan itu sendiri,” ujarnya.

Mantan Anggota Kongres Partai Republik Justin Amash juga mengatakan Trump harus mundur atau disingkirkan. Beberapa senator Demokrat mengatakan hal yang sama, termasuk Sherrod Brown, Bob Casey dan Ron Wyden.

Pasar keuangan sebagian besar mengabaikan gejolak di Washington, investor fokus pada prospek putaran baru pengeluaran bantuan Covid-19 setelah Presiden terpilih Joe Biden menjabat.

Saham AS memangkas keuntungan pada Rabu setelah berita kekerasan, dan melanjutkan reli mereka pada Kamis.

Indeks S&P 500 naik 1,3 persen pada pukul 1:27 malam di New York, menuju rekor penutupan. Imbal hasil surat utang bertenor sepuluh tahun berada di 1,08 persen dan mencapai posisi tertinggi sejak Maret.

Trump tidak memiliki acara publik yang dijadwalkan pada Kamis, dan akan menghabiskan akhir pekan di Camp David.

Aktivitas Trump di media sosial tetap dibekukan oleh Facebook yang mengumumkan bahwa mereka memperpanjang pembekuan akun Trump tanpa batas selama setidaknya dua minggu.

Departemen Kehakiman akan mengumumkan dakwaan pada  Kamis terhadap beberapa peserta dalam aksi massa, sementara polisi di Washington bergerak maju dengan penyelidikan mereka sendiri.

Trump mengatakan kepada massa yang berunjuk rasa bahwa dia mencintai mereka dan mengerti mengapa mereka melakukan protes.

Mantan Jaksa Agung William Barr ikut mengkritik Trump, mengatakan kepada Associated Press bahwa "mengatur massa untuk menekan Kongres tidak dapat dimaafkan."

Penjabat Sekretaris Keamanan Dalam Negeri Chad Wolf menyerukan "presiden dan semua pejabat terpilih untuk mengutuk keras kekerasan yang terjadi kemarin," tetapi mengatakan dia tidak akan mundur sebelum pelantikan pada 20 Januari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper