Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kongres AS Tolak Keberatan atas Keunggulan Suara Biden di Arizona

DPR dan Senat AS pun mulai membahas keberatan terhadap hasil penghitungan suara elektoral di Pennsylvania, setelah rapat terhenti karena aksi massa pro-Trump.
Ilustrasi Gedung Parlemen Amerika Serikat atau Capitol/Bloomberg
Ilustrasi Gedung Parlemen Amerika Serikat atau Capitol/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Kongres Amerika Serikat menolak keberatan terhadap hasil penghitungan suara elektroal dari pemilihan presiden di wilayah Arizona. Perolehan suara elektoral di negara bagian itu menunjukkan kemenangan presiden terpilih dari Partai Demokrat Joe Biden.

DPR dan Senat AS pun mulai membahas keberatan terhadap hasil penghitungan suara elektoral di Pennsylvania, setelah rapat pengesahan pilpres AS itu dimulai kembali setelah terhenti karena aksi massa pro-Trump yang menyerbu Gedung Parlemen atau Capitol.

Setelah pengajuan keberatan atas hasil di Arizona ditolak baik oleh DPR dan Senat, seperti dilansir Bloomberg Kamis (7/1/2021), keberatan atas hasil penghitungan untuk negara bagian Pennsylvania diperkirakan berujung hasil serupa.

Meskipun langkah mereka pasti gagal, sekelompok anggota DPR dan Senat dari Partai Republik diperkirakan akan tetap mengajukan keberatan atas hasil penghitungan suara elektoral Biden di beberapa negara bagian.

Namun, penyerbuan dan upaya untuk menguasai Capitol yang dilakukan massa aksi memengaruhi rencana legislator dan Senat mengajukan keberatan. Seperti diketahui, keberatan atas hasil pilpres itu harus datang dari anggota DPR dan Senat AS.

Huru-hara yang ditimbulkan massa pendemo selama beberapa jam, beberapa senator Partai Republik bahkan membatalkan upaya pengajuan keberatan tersebut.

"Setelah kejadian hari ini, tampaknya beberapa senator telah menarik keberatan mereka," ujar Jody Hice, legislator dari Partai Republik ketika mengajukan keberatan atas penghitungan pemilu dari negara bagian asalnya, Georgia.

Senator Georgia Kelly Loeffler menjadi salah satu anggota Kongres yang menarik keberatannya. Dia dikabarkan akan meninggalkan Senat.

"Ketika saya tiba di Washington pagi ini, saya sepenuhnya bermaksud untuk menolak sertifikasi suara elektoral," kata Loeffler sebelumnya.

"Namun, peristiwa yang terjadi telah memaksa saya untuk mempertimbangkan kembali, dan sekarang saya dengan hati nurani yang baik tidak dapat menolak sertifikasi para pemilih ini."

Seperti diketahui, penghitungan suara elektoral dari 50 negara bagian dan Washington D.C. biasanya merupakan formalitas empat tahunan untuk Kongres AS. Tetapi penolakan Trump untuk mengakui pemilihan mendorong beberapa sekutunya di Kongres untuk memperebutkan validitas hasil di beberapa negara bagian yang dimenangkan oleh Biden pada bulan November.

Trump menghasut para pendukungnya dalam sebuah aksi di Washington tepat sebelum sidang Kongres digelar. Di depan lebih dari seribu orang yang berkumpul di sebuah taman di selatan Gedung Putih pada Rabu pagi.

Trump mengatakan dia tidak akan mengakui kekalahannya dalam pemilu yang disebutnya telah tercemar oleh penipuan. Padahal, dia tak memiliki bukti atas klaim tersebut.

“Kami tidak akan pernah menyerah, kami tidak akan pernah menyerah,” katanya kepada penonton. “Kami memenangkan pemilihan ini. Kami menang telak. "

Tak lama kemudian, kerumunan mulai terbentuk di Capitol. Massa melanggar garis polisi dan menerobos masuk ke dalam gedung, termasuk kantor anggota parlemen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper