Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspada! Usai Libur Panjang, Kasus Covid-19 Tak Kunjung Landai

Libur panjang dinilai membuat upaya untuk melandaikan kasus Covid-19 di Indonesia makin sulit dan makan waktu yang lama.
Wisatawan domestik menikmati pemandangan Gunung Batur dari kawasan wisata Kintamani, Bangli, Bali, Rabu (28/10/2020). Sejumlah objek wisata di Pulau Dewata mulai dikunjungi wisatawan domestik dari berbagai daerah yang memanfaatkan masa cuti bersama dan libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Wisatawan domestik menikmati pemandangan Gunung Batur dari kawasan wisata Kintamani, Bangli, Bali, Rabu (28/10/2020). Sejumlah objek wisata di Pulau Dewata mulai dikunjungi wisatawan domestik dari berbagai daerah yang memanfaatkan masa cuti bersama dan libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

Bisnis.com, JAKARTA – Belajar dari beberapa libur panjang yang sudah terjadi selama pandemi, selalu menimbulkan kenaikan kasus yang cukup signifikan. Libur panjang juga dinilai membuat upaya untuk melandaikan kasus Covid-19 di Indonesia makin sulit dan makan waktu yang lama.

Tim Pakar Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan libur panjang pada Oktober ke November menjadi tamparan karena setelahnya kasus Covid-19 di Indonesia terus melambung dan belum terlihat makin melandai sampai saat ini. Padahal kala itu liburnya hanya lima hari.

“Padahal pada September – Oktober itu sudah sempat agak turun. Tapi sesudah Oktober dan masuk November kasusnya mulai lagi cukup tinggi dan naik terus sampai Desember, yang pada pekan keempat masih naik 2,8 persen,” jelasnya pada konferensi pers Covid Dalam Angka, Rabu (30/12/2020).

Menurutnya, baik masyarakat dan juga yang menangani Covid-19 agaknya kurang menyadari bahwa dampak dari liburan panjang pada penyebaran Covid-19 baru akan terasa 2-3 pekan setelahnya. Pada 2-3 pekan setelah libur panjang umumnya kasus akan melonjak.

Setelahnya, pada pekan ke-4 sampai 5 kurva kasus akan mulai melandai. Namun, sayangnya pada sisa liburan panjang Oktober-November lalu, kurva kasus positif Covid-19 belum juga melandai sampai pada periode liburan selanjutnya, libur Natal dan Tahun Baru.

“Ini juga salah satu hal yang harus kami lihat dan evaluasi lagi, apakah ada terjadi event lain penambahan lain atau tadi, ada masalah pada kepatuhan masyarakat?” jelasnya.

Selain itu, Dewi juga mengatakan hal lain yang perlu dievaluasi pada akhir tahun ini adalah bagaimana masyarakat melaksanakan dan menghabiskan akhir tahun dengan lebih bijaksana lagi.

Terlebih, melihat angka kasus aktif yang juga melambung ke angka di atas 108.000. Hal ini dikhawatirkan bisa menyebabkan kapasitas rumah sakit untuk merawat pasien Covid-19 kepenuhan dan malah terhambat dan terlambat menangani pasien sehingga menyebabkan makin banyak nyawa tak selamat.

Untuk menekan laju penambahan kasus Covid-19, masyarakat pun diimbau untuk patuh menjalankan protokol kesehatan 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper