Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biden Tuding Trump Rusak Lembaga Keamanan dan Hubungan Luar Negeri

Menurut Biden proses kebijakan luar negeri “tidak berkembang atau telah dikesampingkan” dan aliansi AS telah mengalami “kerusakan”.
Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden/Antara-Reuters
Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden/Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKART - Presiden terpilih Joe Biden mengkritik kepemimpinan Presiden Donald Trump atas kebijakan luar negeri dan keamanan nasional.

Biden mengatakan banyak lembaga penting terkait keamanan telah mengalami kerusakan yang sangat parah.

“Banyak dari lembaga yang rusak, dalam hal personel, kapasitas, dan moral,” kata Biden.

Menurut Biden proses kebijakan luar negeri “tidak berkembang atau telah dikesampingkan” dan aliansi AS telah mengalami “kerusakan”.

Biden mengecam Trump karena sempat menolak untuk menandatangani RUU bantuan pada mereka yang terdampak Covid-19 meski tinggal tiga pekan lagi berkuasa.

Dia juga menyalahkan Trump karena 'meremehkan' serangan siber pada pemerintah AS

"Semua itu membuat lebih sulit untuk melindungi rakyat Amerika Serikat," kata Biden dalam sambutannya di Wilmington, Delaware seperti dikutip Aljazeera.com, Selasa (29/12/2020).

Biden dan Wakil Presiden terpilih Kamala Harris kemarin mendapat pengarahan dari anggota tim transisi mereka.

Tim transisi telah bertemu dengan pejabat administrasi Trump di Pentagon, Departemen Luar Negeri dan Departemen Keamanan Dalam Negeri, di antara lembaga lainnya.

Biden mengatakan untuk beberapa agensi pihaknya menerima kerja sama yang patut dicontoh dari staf karier tersebut. Sedangkan dari Departemen Pertahanan pihaknya menemui kendala.

“Saat ini, kami tidak mendapatkan semua informasi yang kami butuhkan terkait bidang keamanan nasional,” katanya.

Biden juga menentang filosofi America First yang diusung Trump selama kampanye dan masa transisinya.

Menurut Biden AS membutuhkan aliansi global untuk menangani masalah-masalah termasuk pandemi virus Corona, perubahan iklim, serta berurusan dengan Rusia dan China.

Terkait penanganan dampak Covid-19, sebelumnya Presiden Donald Trump menolak menandatangani RUU bantuan dan anggaran belanja untuk Covid-19.

Setelah mendapat desakan publik, akhirnya Trump menandatangani paket bantuan senilai US$900 miliar. Hal itu sekaligus mengakhiri drama berhari-hari atas penolakannya untuk menerima kesepakatan yang telah dicapai Kongres tersebut.

Program bantuan itu berupa pemberian uang tunai untuk membantu warga yang terkena dampak pandemi Covid-19 dan untuk kegiatan bisnis selain untuk mencegah penutupan pemerintah federal.

Tanpa undang-undang tersebut pemerintah akan ditutup pada Selasa atau hari ini waktu Indonesia sehingga jutaan orang Amerika Serikat akan kehilangan perlindungan ekonomi dan tunjangan pengangguran.

Penundaan penandatanganan RUU tersebut juga telah menyebabkan program bantuan pengangguran terhenti.

Saat berlibur di Florida, Trump merilis pernyataan yang mengatakan bahwa dia telah menandatangani RUU tersebut.

Dia mengatakan bahwa langkah itu adalah "tanggung jawabnya untuk melindungi rakyat dan negara dari kehancuran dan kesulitan ekonomi" yang disebabkan oleh virus Corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Sumber : Aljazeera.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper