Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lonjakan Covid-19, Faisal Basri: Buruk Muka Cermin Dibelah

Saat awal November lalu berada di angka 11 persen, kini naik sekitar 15 persen.
Pakar Ekonomi Faisal Basri./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Pakar Ekonomi Faisal Basri./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom senior Faisal Basri memberi kritik soal penanganan Covid-19 cuitan di twitter, setelah pemerintah mengumumkan kenaikan kasus mencapai 15 persen.

Saat awal November lalu berada di angka 11 persen, kini naik sekitar 15 persen. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan bahwa salah satu faktor yang memperparah adalah keterkaitan ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan dan masa libur panjang.

Wiku menjelaskan bahwa sebulan terakhir menjadi kenaikan tertinggi dan tersingkat. Kasus aktif meningkat dua kali lipat dari 54.804 kasus menjadi 103.239. Persentase daerah yang tidak patuh protokol kesehatan pun meningkat 48,01 persen.

Kenaikan kasus aktif ini dibarengi dengan peningkatan testing. Meski angka testing mingguan meningkat, ini tidak dibarengi dengan penurunan kasus aktif.

Soal penjelasan soal corona nasional tersebut, Faisal Basri menilai,"Buruk muka cermin dibelah: testing dan contact tracing rendah, cuti bersama, pilkada, data buruk, Terawan, kebijakan tidak konsisten, diskon pesawat, bebas airport tax, ... dst."

Dalam perkembangan lain, epidemiolog dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan bahwa penularan Covid-19 yang tinggi beberapa hari terakhir ini sudah bukan karena efek libur panjang.

“Tapi minimnya kesadaran dan pelacakan," kata dia saat dihubungi, Jumat (25/12/2020).

Pemerintah sudah ada lampu kuning untuk ekstra hati-hati. “Pemerintah harus diingatkan akan ekstra berhati-hati.”

Ia menyarankan agar pemerintah segera menambah fasilitas kesehatan dan sumber daya manusia untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19. Jika pemerintah telat mengambil kebijakan jangka pendek, bisa berpotensi meningkatkan risiko kematian terhadap pasien Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Twitter dan Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper