Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Terus Jalin Komunikasi Multilateral untuk Tambah Vaksin

Pemerintah RI antara lain mengirimkan vaccine request form kepada GAVI COVAX Facility pada 7 Desember, sesuai tenggat waktu yang ditentukan.
Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi saat menyampaikan keterangan pers terkait hasil pertemuan KTT Ke-37 Asean di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Sabtu 14 November 2020 - Youtube Sekretariat Presiden
Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi saat menyampaikan keterangan pers terkait hasil pertemuan KTT Ke-37 Asean di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Sabtu 14 November 2020 - Youtube Sekretariat Presiden

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pemerintah terus melakukan komunikasi dengan Jenewa untuk pengadaan vaksin multilateral.

Menlu Retno mengatakan diplomasi vaksin ini dilakukan bersama dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan.

Sebagaimana diketahui, Indonesia termasuk satu dari 92 negara COVAX AMC yang akan memperoleh vaksin sebesar 3 persen sampai 20 persen dari jumlah penduduk yang berasal dari GAVI COVAX Facility.

Terdapat beberapa proses administrasi dan persiapan teknis yang harus dilakukan, terutama oleh Kemenkes dan Kemenkeu.

“Salah satunya adalah pengiriman vaccine request form kepada COVAX Facility. Adapun pengiriman telah dilakukan pada 7 Desember sesuai tenggat waktu yang ditentukan,” katanya dalam keterangan pers yang diselenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (7/12/2020).

Setelah itu, lanjut Menlu Retno, masih ada beberapa tahapan yang masih harus dilakukan sampai akhir 2020, di antaranya kedatangan vaksin Covid-19 dari Sinovac tahapan berikutnya, yakni 15 juta dosis bahan baku vaksin dalam bentuk curah Desember 2020 ini, serta 1,8 juta dosis vaksin jadi dan 30 juta dosis bahan baku vaksin dalam bentuk curah pada Januari 2021.

“Selain itu, diharapkan vaksin multilateral juga bisa masuk secara bertahap ke Indonesia pada 2021,” ungkapnya.

Menlu Retno mengatakan salah satu elemen penting dari upaya ini adalah diplomasi vaksin, baik lewat jalur bilateral dengan berbagai negara dan produsen vaksin di dunia, maupun kerjasama multilateral.

“Diplomasi aktif untuk mendukung upaya ketersediaan vaksin dengan tugas utama membuka akses, meratakan jalan dan mengatasi berbagai kendala yang muncul,” katanya.

Sementara dari sisi kesehatan, diplomasi bekerja untuk memperlancar ketersediaan alat diagnostic, therapeutic, dan vaksin untuk keperluan masyarakat Indonesia, lanjutnya.

Salah satu implementasi diplomasi vaksin dilakukan Menteri Luar Negeri ketika pada Agustus 2020 bersama Menteri BUMN ditugaskan untuk membuka akses kerja sama dengan beberapa pengembang vaksin, termasuk Sinovac dan AstraZeneca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper