Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Ada Tawaran Menarik, Penjualan Hotel Trump Ditangguhkan

Hotel yang menjadi pusat kekuasaan Trump dan simbol kerajaan bisnisnya ini sedang menghadapi tekanan akibat pandemi Covid-19 dan masa depan pasca pemilihan presiden.
Trump International Hotel & Tower/Youtube
Trump International Hotel & Tower/Youtube

Bisnis.com, JAKARTATrump Organization menunda penjualan Trump International Hotel Washington DC setelah gagal menarik minat pembeli senilai hampir US$500 juta. 

Trump Organization yang dimiliki oleh Presiden Amerika Serikat dan saat ini dikelola oleh anak-anaknya ini telah menyewa agen property Lang LaSalle pada OKtober 2019 untuk mencari pembeli potensial hotel yang memiliki 260 kamar ini.

Tenggat waktu penjualan tersebut adalah Januari 2020, sebelum industri properti terhenti akiat pandemi Covid-19.

Dilansir DailyMail, Jumat (20/11/2020), LaSalle menyebutkan usaha untuk mencari pembeli potensial hotel selama sembilan bulan lamanya membuat perusahaan ini akhirnya menunda sementara penjualan itu.

Beberapa informan yang mengetahui aksi penjualan hotel itu menjelasan bahwa tidak ada satupun calon pembeli yang menawar hingga US$500 atau sekitar US$2 juta per kamarnya. Mereka mengemukakan kebanyakan penawaran kurang dari US$250 juta.

Namun, Trump Organization menampik laporan tersebut dengan menyatakan bahwa mereka memiliki banyak penawaran yang masuk hingga US$350 juta. Kendati demikian, organisasi memutuskan untuk menolak semua tawaran tersebut.

Berbeda dengan kebanyakan properti yang dimiliki Trump, Trump Organization tidak memiliki bangunan Trump International Hotel Washington DC.

Sebaliknya, Trump menyewa bekas bangunan Kantor Pos lama ini dari pemerintah federal pada 2011 senilai US$3 juta per tahun selama 60 tahun.

Setelah resmi menyewanya, Trump Organization merogh kocek sekitar US$210 juta untuk merenovasinya menjadi hotel dengan US$100 juta didapatkan dari pinjaman bank.

Hotel yang menjadi pusat kekuasaan Trump dan simbol kerajaan bisnisnya ini sedang menghadapi tekanan akibat pandemi Covid-19 dan masa depan pasca pemilihan presiden.

Dihadapkan dengan utang US$100 juta dari Deutsche Bank atas properti ini, Trump Organization harus menghadapi kemungkinan menyubsidi bisnisnya ke depan atau gagal membayar pinjaman sehingga harus mengembalikan properti itu.

“Saat ini, mereka hanya memiliki dua opsi, mengembalikan kuncinya atau menyimpannya. Saya kira mereka akan mendapatkan harga yang mereka minta,” analis Friedman Capital, Brian Friedman, dikutip dari CNBC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper