Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sekolah Harus Terapkan Protokol Kesehatan Jika Ingin Kembali Buka

Setelah delapan bulan sudah harus ada evaluasi dengan memikirkan proses belajar tatap muka.
Seorang siswi kelas 11 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan internet di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (1/4/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang kegiatan belajar dari rumah bagi pelajar di Jakarta hingga 19 April 2020, hal itu sesuai dengan perpanjangan status tanggap darurat bencana pandemi Covid-19 bagi DKI hingga 19 April./ANTARA FOTO-Yulius Satria Wijaya
Seorang siswi kelas 11 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan internet di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (1/4/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang kegiatan belajar dari rumah bagi pelajar di Jakarta hingga 19 April 2020, hal itu sesuai dengan perpanjangan status tanggap darurat bencana pandemi Covid-19 bagi DKI hingga 19 April./ANTARA FOTO-Yulius Satria Wijaya

Bisnis.com, JAKARTA - Sejak masa pandemi Covid-19, proses belajar mengajar dilakukan secara daring. Hal ini dimaksudkan agar penyebaran virus Corona tidak semakin meluas di Indonesia.

Namun, setelah delapan bulan proses pendidikan jarak jauh (PJJ) mulai menunjukkan sejumlah kendala seperti masalah kesenjangan.

Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti, menilai sebenarnya pendidikan jarak jauh ini bukan barang baru tetapi PJJ tidak menyentuh semua lapisan terutama masyarakat menengah ke bawah yang tidak terlayani dengan baik.

Retno menganggap setelah delapan bulan sudah harus ada evaluasi dengan memikirkan proses belajar tatap muka. Namun proses belajar tatap muka tetap harus menyiapkan dan menerapkan protokol kesehatan di sekolah.

"Kita harus menyiapkan, walau zonanya hijau kalau sekolahnya belum siap, jangan buka, tetapi kalau zonanya orange dan sekolahnya siap dengan protokol (kesehatan) dan SOP (silakan)," ujar Retno dalam diskusi virtual yang diselenggarakan BNPB dengan tema Belajar Efektif di Masa Pandemi.

KPAI juga meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tidak hanya memberikan paket kuota internet saja kepada siswa tetapi sudah mulai memikirkan untuk membangun infrastruktur sesuai protokol kesehatan.

"Karena beberapa sekolah sudah uji coba, dan ternyata masuk separuh-separuh, yang separuh daring yang separuh tatap muka ternyata tidak efektif, justru kami mulai mengusulkan untuk kalau kelas 7 masuk, kelas 8 dan 9 di rumah sepertiga dulu ini bertujuan anak-anak taat terhadap protokol kesehatan baru kita bisa tingkatkan jangan setengahnya."

"Kami berharap ini disiapkan dulu oleh pemerintah daerah, politik anggaran di kesanakan. Kemendikbud juga jangan bantuan kuota saja tetapi juga infrastruktur sekolah agar anak-anak kita selama di sekolah terlindungi."

Menanggapi usulan tersebut, Dr. Juandanilsyah, SE. MA selaku Koordinator Bidang Peserta Didik Direktorat SMA, juga setuju dengan ide ini, dan yang terpenting protokol kesehatan harus dilaksanakan jika sekolah ingin kembali buka.

"Untuk kedepan proses belajar mengajar ini untuk tingkat dasar itu agak kesulitan tetapi untuk yang level atas mungkin bisa untuk penyesuaian-penyesuaian, tetapi Kita harus menjamin kalau ingin buka sekolah, semua (protokol kesehatan) untuk pembukaan sekolah di lapangan sudah terpenuhi."

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper