Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Boeing Perkirakan Maskapai China Pesan Ribuan Pesawat Jet

Boeing memperkirakan maskapai China akan membeli 8.600 pesawat baru senilai US$1,4 triliun selama periode tersebut.
Foto udara yang menunjukkan pesawat 737 MAX buatan Boeing diparkir di pabrik Boeing di Renton, Washington, Kamis (21/3/2019)./Reuters-Lindsey Wasson
Foto udara yang menunjukkan pesawat 737 MAX buatan Boeing diparkir di pabrik Boeing di Renton, Washington, Kamis (21/3/2019)./Reuters-Lindsey Wasson

Bisnis.com, JAKARTA - Boeing Co. berharap China untuk terus menjadi pendorong utama pertumbuhan penerbangan di seluruh dunia selama 20 tahun ke depan.

Perusahaan itu memperkirakan maskapai China akan membeli 8.600 pesawat baru senilai US$1,4 triliun selama periode tersebut.

Pabrikan AS itu mengatakan prospeknya mencerminkan pemulihan kuat China dari pandemi Covid-19, didorong oleh pertumbuhan kelas menengah, pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi, serta investasi pemerintah dalam infrastruktur transportasi, arus lalu lintas regional dan pasar domestik yang berkembang.

"Terlepas dari tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi, pasar pesawat dan layanan yang diproyeksikan China mewakili peningkatan hampir 7 persen dari perkiraan prospek pasar komersial 20 tahun lalu," kata Boeing dalam sebuah pernyataan, dilansir Bloomberg, Kamis (12/11/2020).

Sekitar 25 persen dari pertumbuhan penerbangan di seluruh dunia selama dekade terakhir berasal dari China, sebuah tren yang diperkirakan akan terus berlanjut.

Setelah terpukul paling parah pada awalnya oleh wabah virus corona, yang muncul di Wuhan di China awal tahun ini, kapasitas penumpang pada pasar penerbangan lokal China telah kembali mendekati tingkat prapandemi.

Boeing memperkirakan pertumbuhan lalu lintas penumpang tahunan sebesar 5,5 persen di China selama 20 tahun ke depan. Jet lorong tunggal yang termasuk jenis seri 737 adalah pendorong utama pertumbuhan, dengan lebih dari 6.450 pesanan baru diperkirakan untuk periode tersebut.

Permintaan pesawat berbadan lebar akan menyumbang 18 persen dari pengiriman ke China, turun 4 persen dari perkiraan tahun lalu karena pemulihan yang lebih lambat dalam lalu lintas jarak jauh.

China adalah negara pertama yang melarang pengiriman Boeing 737 Max pada Maret 2019 setelah kecelakaan mematikan di Indonesia dan Ethiopia, memulai efek domino karena regulator di negara lain segera mengikutinya.

Penantian panjang Boeing untuk kembali memproduksi dan menjual Max bisa saja hampir berakhir karena regulator penerbangan AS berpotensi menyetujui kembali perusahaan ke layanan komersial pada minggu depan.

Regulator di Eropa juga mengisyaratkan bahwa mereka hampir memberikan izin kepada Max untuk terbang, dengan mengatakan bahwa mereka puas dengan perubahan yang diusulkan Boeing pada jet tersebut.

China masih belum memberikan jadwal yang jelas. Kepala otoritas penerbangan sipil negara itu bulan lalu hanya mengatakan ada beberapa kolaborasi dengan Boeing, AS dan Eropa.

Boeing mengumumkan tambahan 7.000 PHK pada akhir bulan lalu, menambah jumlah pemangkasan menjadi 30.000 akhir tahun depan atau setara dengan 19 persen dari tenaga kerja sebelum pandemi.

Perusahaan yang berbasis di Chicago itu juga mengatakan bahwa maskapai penerbangan China akan memperoleh layanan penerbangan senilai US$1,7 triliun selama 20 tahun ke depan, dan bahwa ada peluang untuk pertumbuhan yang kuat dalam permintaan kargo.

Pertumbuhan industri penerbangan jangka panjang di China dapat mengakibatkan kebutuhan akan 395.000 pilot komersial, awak kabin, dan teknisi untuk terbang dan pemeliharaan armada negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper