Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mendukung membuka kembali konektivitas atau akses perjalanan melalui skema Travel Corridor Arangement (TCA). Kerangka kerja sama ini dibahas dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-37 Asean yang digelar secara virtual, Kamis (12/11/2020).
Jokowi pun mendorong agar Dewan Koordinasi Asean dan Badan Sektoral Asean segera bergerak cepat dan efisien. Pembentukan jalur cepat sementara (temporary fast lane) dan protokol kesehatan saat keberangkatan dan kedatangan, pemanfaatan platform digital yang terintegrasi di kawasan, penentuan port of entry, serta ketentuan protokol kesehatan yang ketat harus segera dilakukan.
"Saya harap Asean TCA ini dapat segera dioperasionalisasikan pada kuartal pertama tahun depan. Pengaturan tersebut akan memunculkan optimisme bahwa kegiatan ekonomi kita secara bertahap dapat diaktifkan kembali dengan secara disiplin menerapkan protokol kesehatan. Rakyat kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi, mereka ingin melihat kawasan kita segera bangkit," kata Presiden saat menyampaikan pidato pada KTT Pleno ke-37 ASEAN dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Sementara itu sebelumnya, Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga juga telah sepakat memulai kembali akses perjalanan terbatas antara kedua negara di tengah pandemi Covid-19. Hal ini akan berlaku dalam skema TCA untuk perjalanan bisnis.
Kedua pemimpin negara itu telah menugaskan masing-masing menteri luar negeri untuk menegosiasikan detailnya. Harapannya hal ini akan rampung dalam waktu 1 bulan setelah pertemuan Jokowi dan PM Suga pada 20 Oktober 2020.
PM Suga mengatakan bahwa pembukaan rute perjalanan kedua negara juga berlaku bagi perawat dan care giver. “Sekaligus kami sepakat untuk berkoordinasi agar memulai secepat-cepatnya perjalanan dengan tujuan bisnis bisnis dalam jangka pendek dengan melonggarkan langkah isolasi mandiri selama 14 hari setelah memasuki negara tujuan,” kata Suga.
Saat ini bandara internasional Soekarno-Hatta telah melaksanakan TCA antara Indonesia dengan 4 negara, yakni Uni Emirat Arab, Korea Selatan, China, dan Singapura. Penerapan perjalanan dengan ketentuan ini mampu meningkatkan jumlah penumpang.