Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Pangan Global Terus Naik Selama Pandemi

Indeks Harga Pangan FAO, yang melacak harga internasional dari komoditas pangan yang paling banyak diperdagangkan, rata-rata mencapai 100,9 poin pada Oktober 2020, naik 3,1 persen dari September dan 6,0 persen di atas nilainya pada Oktober 2019.
Karyawan menata buah yang di pajang di salah satu super market di Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menata buah yang di pajang di salah satu super market di Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Laporan dari Organisasi Pangan dan Pertanian atau FAO menunjukkan harga pangan global terus naik selama lima bulan berturut-turut pada Oktober, dipimpin oleh sereal, gula, susu dan minyak nabati.

Indeks Harga Pangan FAO, yang melacak harga internasional dari komoditas pangan yang paling banyak diperdagangkan, rata-rata mencapai 100,9 poin pada Oktober 2020, naik 3,1 persen dari September dan 6,0 persen di atas nilainya pada Oktober 2019.

Indeks harga sereal naik 7,2 persen dari bulan sebelumnya dan 16,5 persen dibandingkan dengan Oktober 2019. Sedangkan indeks harga minyak nabati naik 1,8 persen selama satu bulan, membukukan kenaikan tertinggi selama sembilan bulan, sementara indeks harga susu naik 2,2 persen dari September.

"Lonjakan harga gandum terutama didorong menyusutnya ketersediaan ekspor, kondisi pertumbuhan yang buruk di Argentina dan berlanjutnya cuaca kering yang memengaruhi penanaman gandum musim dingin di Eropa , Amerika Utara dan wilayah Laut Hitam," tulis FAO dalam laporannya, dilansir Rabu (11/11/2020).

Sedangkan kenaikan harga susu mencerminkan pengetatan pasar untuk pengiriman jangka pendek, didukung oleh permintaan impor yang kuat dari pasar Asia dan Timur Tengah.

Sementara itu, prospek produksi gula yang lebih rendah di dua produsen terbesar dunia yakni Brasil dan India menaikkan indek harga gula sebesar 7,6 persen dari September.

Sebaliknya, indeks harga daging turun 0,5 persen dari September, menandai penurunan bulanan kesembilan sejak Januari, mencerminkan berlanjutnya pengaruh pembatasan impor yang diberlakukan oleh China di Jerman. Harga daging sapi dan unggas juga turun, sementara harga daging sapi naik karena permintaan internal yang stabil dan pasokan ekspor yang rendah.

Sementara itu, produksi sereal dunia diprediksi turun. FAO memangkas 13 juta ton pada perkiraan produksi sereal dunia tahun ini, sebagian besar karena ekspektasi berkurangnya produksi biji-bijian kasar dunia. Namun, produksi serealia global masih diperkirakan pada rekor 2.750 juta ton, melampaui hasil 2019 sebesar 1,6 persen.

Penurunan perkiraan produksi biji-bijian kasar dunia mencerminkan ekspektasi yang lebih rendah untuk produksi jagung di UE dan Ukraina, di mana cuaca buruk yang terus berlanjut telah mengurangi prospek hasil panen.

Adapun perkiraan produksi gandum global untuk 2020 juga sedikit berkurang pada Oktober karena ekspektasi produksi yang lebih rendah di Ukraina dan Argentina karena dampak cuaca kering.

Total penggunaan sereal dunia pada 2020/2021 sedikit dinaikkan menjadi 2.745 juta ton, yang mewakili peningkatan 1,9 persen dari level 2019/2020, sebagian besar didorong oleh revisi kenaikan konsumsi gandum di UE.

Penurunan dalam prakiraan produksi dunia untuk jagung, gandum dan beras di tengah laju ekspor yang lebih cepat, terlihat mengakibatkan penurunan persediaan, terutama di antara para eksportir utama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper