Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rapor IAR Indonesia Masih Ada yang Merah, Ini Kata Epidemiolog

Epidemiolog FKMUI Pandu Riono mengatakan kurva pandemi Covid-19 di Indonesia masih terus menanjak, ditambah lagi dengan angka positivitas masih tinggi.
Ilustrasi-Pengendara motor melintas di depan mural tentang pandemi Covid-19 di Jalan Raya Jakarta-Bogor, Depok, Jawa Barat, Jumar (3/4/2020)./Antara
Ilustrasi-Pengendara motor melintas di depan mural tentang pandemi Covid-19 di Jalan Raya Jakarta-Bogor, Depok, Jawa Barat, Jumar (3/4/2020)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Beberapa poin pada Tinjauan Intra-Aksi (IAR) Indonesia untuk Covid-19 masih terdapat poin merah, atau poin-poin yang belum dilakukan sama sekali.

Epidemiolog mengatakan bahwa itu berarti penanganan Covid-19 di Indonesia belum sepenuhnya berhasil.

Epidemiolog FKMUI Pandu Riono mengatakan kurva pandemi Covid-19 di Indonesia masih terus menanjak, ditambah lagi dengan angka positivitas masih tinggi.

“Di IAR itu rapornya MERAH. Belum lagi dampak liburan panjang sudah terlihat, akibat kebijakan cuti bersama dan kemudahan berwisata,” cuit Pandu melalui Twitter @drpriono1, Minggu malam (8/11/2020).

Menurut Pandu Tinjauan Intra-Aksi (Intra-Action Review/IAR) dilakukan untuk mengidentifikasi kesenjangan dan tantangan yang perlu perbaikan dari respons Covid-19 yang dilakukan.

“Ada sembilan tema kegiatan respons strategis yang dinilai. Semacam self-evaluation, ternyata masih banyak penilaian kuning, dan ada yang merah,” terangnya.

Beberapa poin yang masih merah bagi penanganan Covid-19 di Indonesia, dari sisi komando dan koordinasi adalah dari sisi indikator rencana monitoring operasional respons dan aktivasi klaster kesehatan.

Selanjutnya, dari sisi laboratorium, yang masih merah adalah tingkat positivity rate Indonesia yang belum bisa berada di bawah 5 persen. Dengan surveilans yang komprehensif.

Poin berikutnya adalah dari sisi kontrol infeksi, ada dua poin yang masih belum dilakukan sama sekali yaitu pengumpulan surveilans infeksi pada tenaga kesehatan di Healthcare Association Infection (HAI) termasuk untuk Covid-19 di fasilitas layanan kesehatan, dan pemeriksaan medis bagi tenaga kesehatan yang meninggal akibat Covid-19.

Secara umum masih banyak aksi yang perlu perbaikan dan sudah ada pula beberapa yang diterapkan dengan baik.

Sebelumnya, Dirjen WHO Thedros Ghebreyesus mengatakan agar negara-negara lain belajar dari penanganan Covid-19 di Indonesia, juga Thailand dan Afrika Selatan yang pada Jumat (6/11/2020) lalu sama-sama melaksanakan peninjauan intra-aksi dengan WHO.

“Saya mendorong semua negara untuk bisa belajar dari pengalaman Thailand, Afrika Selatan dan Indonesia, dan untuk bekerja sama menekan virus ini hari ini. Kita bisa menyelamatkan nyawa dan mengakhiri pandemi ini bersama-sama” ujar Thedros.

Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa IAR penanggulangan Covid-19 adalah salah satu praktik terbaik untuk secara bersama-sama mengidentifikasi praktik terbaik, celah, dan faktor yang berkontribusi untuk tindakan koreksi dalam upaya merespons Covid-19.

IAR di Indonesia mencakup sembilan pilar utama penanggulangan COVID-19, yang terdiri atas:

  1. komando dan koordinasi
  2. komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat
  3. pengawasan, tim respon cepat, dan investigasi kasus
  4. titik masuk, perjalanan internasional, dan transportasi
  5. laboratorium
  6. pengendalian infeksi
  7. manajemen kasus
  8. dukungan operasional dan logistik, dan
  9. memelihara layanan dan sistem kesehatan penting.

“Memang, partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan merupakan kunci sukses IAR.Yang tidak kalah penting, keterlibatan multisektoral dalam IAR juga meningkatkan penerimaan rekomendasi IAR oleh semua pemangku kepentingan,” ungkap Menkes Terawan Agus Putranto.

Hasilnya, rekomendasi IAR telah digunakan dalam revisi rencana operasional sektor kesehatan Covid-19 di tingkat nasional dan subnasional, serta dalam memperbarui Platform Mitra Covid-19.

“Dari sudut pandang kami, hasil Review IAR telah memberikan masukan bagi Indonesia, untuk meningkatkan koordinasi kesiapsiagaan multisektoral, sejalan dengan Kerangka Koordinasi Kesiapsiagaan Multisektoral yang diterbitkan oleh WHO pada Mei 2020, guna memperkuat koordinasi untuk kesiapsiagaan darurat kesehatan yang lebih baik,” kata Terawan.

Hasil IAR juga akan dimanfaatkan untuk memperkuat pemantauan berkala terhadap indikator rencana respons, termasuk pengawasan dan koordinasi laboratorium, serta meningkatkan pelacakan kontak, pengujian, dan triase di fasilitas kesehatan untuk menghindari paparan pasien dan tenaga kesehatan terhadap Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper