Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kembali Sindir Milenial, Kali Ini Megawati Akui  Kurang Puas

Ketum DPP PDIP Megawati kembali menyindir generasi milenial setelah sebelumnya meminta Jokowi tak memanjakan generasi itu.
Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri Rapat Koordinasi Bidang DPP PDIP dengan tema Gerakan Menanam dan Politik Anggaran: Kebijakan Terobosan Investasi, Sabtu (31/10/2020)./Istimewa
Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri Rapat Koordinasi Bidang DPP PDIP dengan tema Gerakan Menanam dan Politik Anggaran: Kebijakan Terobosan Investasi, Sabtu (31/10/2020)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku bahwa dirinya kerap masih belum merasa puas sepenuhnya dengan para kader partai yang mayoritas adalah kalangan milenial.

Megawati menyampaikan hal itu saat memberi arahan dalam Rapat Koordinasi Bidang DPP PDIP dengan tema Gerakan Menanam dan Politik Anggaran: Kebijakan Terobosan Investasi, Sabtu (31/10/2020), Megawati mengatakan dirinya memantau banyak yang memviralkan pertanyaannya dalam acara PDIP, Rabu (28/10/2020).

Bagi Megawati, kalangan milenial adalah yang lahir mulai tahun 1980-an. Misalnya, Megawati kerap melihat bahwa masih ada kader yang tak serius saat lagu Indonesia Raya berkumandang, mengheningkan cipta, dan menaikkan bendera merah putih. Padahal itu adalah protokol kenegaraan.

"Karena apa? Siapa yang akan membela dan menghormati negara kita kalau bukan kita sendiri?" imbuh Megawati.

"Kalau di Amerika. Saya tak mau bilang di RRC, nanti saya dibilang komunis pula. Di Amerika itu, rakyatnya itu kalau dengar lagu kebangsaannya, itu langsung berdiri," tambah Megawati.

"Saya butuh kader yang punya jiwa raga, fighting spirit, makanya saya bilang jangan manjakan milenial. Apa baktinya bagi negeri ini. Bagi saya milenial ini kan itu lahir sekitar tahun 1980-an. Ya kalian ini banyak juga. Jangan mejeng saja. Harus berbuat. Jangan ada di partai ini kalau tidak (berbuat, red)," beber Megawati.

Megawati memberi contoh lain kasus likuifaksi di Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu. Para pemimpin daerah maupun kalangan milenial seharusnya mempelajari fenomena itu untuk mencari jalan keluarnya.

Dia mengaku sudah belajar praktik di China dan di Jepang soal metode menghadapi bencana alam. Dan Indonesia memang jauh tertinggal.

"Kalian mungkin heran kenapa ketua umum bisa tahu? Karena saya belajar. Saya juga pengen kalian itu belajar, jangan mejeng doang," imbuhnya.

Pada arahannya itu, Megawati juga menyinggung bahwa banyak kalangan milenial yang sukses. Namun, khususnya mereka yang sukses adalah yang berprofesi sebagai pengusaha.

"Tapi yang lain? Yang saya maksud, berapa banyak rakyat yang sudah kamu tolong? Saya ingin rakyat punya harapan. Partai ini, membawa kemajuan dan kesejahteraan ke depan. Tapi bagaimana (bisa, red) kalau manja? Ya, ngamuk lah saya. Bilang milenial tak boleh dimanja," kata Megawati.

"Gara-gara omongan saya, sampai banyak talkshow. Wah keren saya. (Pernyataan saya, red) Sampai dibawa talkshow. Padahal, ya rakyat Indonesia memang harus digembleng untuk punya fighting spirit, tahu membawa Indonesia maju ke depan, membawa rakyat sejahtera," tukasnya.

Sebelumnya, saat Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2020, Megawati meminta Presiden Joko Widodo tidak memanjakan milenial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper