Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akhirnya, Bos Louis Vuitton Resmi Akuisisi Tiffany & Co.

Kompromi tersebut mengakhiri kisah selama setahun yang ditandai dengan tuduhan itikad buruk, intervensi pemerintah Prancis, dan tuntutan hukum. Adapun, nilai akuisisinya turun dari perundingan awal, yakni US$16 miliar.
Louis Vuitton/Ilustrasi-Reuters
Louis Vuitton/Ilustrasi-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - LVMH, perusahaan yang menaungi merek ternama Louis Vuitton, setuju untuk mengakuisisi Tiffany & Co. dengan harga yang sedikit lebih murah, yakni US$16 miliar.

Hal ini menandakan bahwa perusahaan mempertahankan pengambilalihan terbesar di industri barang mewah dan menghindari perselisihan di ruang sidang mengenai kesepakatan sebelumnya.

Kompromi tersebut mengakhiri kisah selama setahun yang ditandai dengan tuduhan itikad buruk, intervensi pemerintah Prancis, dan tuntutan hukum. Kedua belah pihak akan bertemu di pengadilan Delaware pada Januari, setelah pemilik Louis Vuitton meninggalkan perjanjian awal mereka dan Tiffany menggugatnya.

Menambahkan brand Tiffany ke dalam perusahaan dengan harga yang lebih rendah memperkuat citra Bos LVMH Bernard Arnault sebagai pebisnis yang keras kepala.

Perusahaan menghemat sekitar US$425 juta dan ini hanya sebagian kecil dari nilai pasar perusahaannya sebesar US$240 miliar. Kesepakatan itu memberi LVMH dorongan besar di pasar perhiasan global, menambahkan merek terkenal yang dapat bersaing dengan Richemont's Cartier.

Di bawah perjanjian baru, dikutip dari Bloomberg, pemilik rumah mode Dior dan Hennessy cognac ini akan membayar US$131,50 per saham, turun dari harga asli US$135 per saham.

Penurunan harga sejalan dengan pembayaran dividen Tiffany dan bonus manajemen yang membuat marah LVMH. Pembayaran dilakukan setelah perusahaan mencapai kesepakatan pertama mereka pada akhir 2019 dan karena pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan penjualan barang mewah.

Di bawah persyaratan yang diubah, Tiffany akan membayar dividen regulernya sebesar 58 sen per saham pada November, menurut pernyataan resmi perusahaan.

"Itu adalah kemenangan bagi Tiffany karena ini adalah titik prinsip", kata Luca Solca, seorang analis di Sanford C. Bernstein.

Harga baru ini hanya turun 2,6 persen dari harga awal. Tanpa kesepakatan baru, analis yang disurvei oleh Bloomberg melihat saham perhiasan jatuh jauh lebih banyak dengan rata-rata sekitar US$108.

"Diskon yang relatif sederhana yang disepakati tampaknya mengkonfirmasi kekuatan posisi negosiasi Tiffany," kata Solca.

Perjanjian baru diharapkan untuk diresmikan pada awal 2021. Keduanya setuju untuk mengesampingkan tuntutan hukum mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper