Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Istana: 1.620 Relawan Uji Vaksin Sinovac di Indonesia Sudah Optimal

Uji coba dilakukan terhadap 9.000 orang di Brasil, lebih dari 10.000 orang di Turki, dan 15.000 orang di Uni Emirat Arab.
Ilustrasi/Antararn
Ilustrasi/Antararn

Bisnis.com, JAKARTA -- Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Dany Amrul Ichdan mengklaim 1.620 relawan uji klinis tahap 3 vaksin Corona di Indonesia sudah sesuai dengan kebutuhan riset.

Di beberapa negara lain yang juga melakukan uji klinis tahap 3 terhadap vaksin Sinovac, jumlah relawan mencapai lebih dari 5.000 orang, bahkan lebih dari 10.00 orang.

“Masing-masing negara ambil sampling yang beda-beda tergantung demografis, geografis, tipografis negara setempat. Indonesia, 1.620 itu angka yang optimal setelah dikaji dalam platform riset,” kata Dany, seperti ditayangkan akun Youtube Indonesia Lawyers Club, Selasa (27/10/2020).

Dany mengatakan Brasil, Chili, Turki dan beberana negara lain tengah melakukan uji klinis tahap 3 vaksin Sinovac.

Berdasarkan penelusuran Bisnis dari berbagai sumber, uji coba dilakukan terhadap 9.000 orang di Brasil, lebih dari 10.000 orang di Turki, dan 15.000 orang di Uni Emirat Arab.

Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Unpad Kusnandi Rusmil mengatakan uji klinis tahap 3 calon vaksin harus dilakukan di beberapa tempat.

“Nanti hasil dari berbagai negara itu harus sama dengan yang di Bandung. Kalau tidak, WHO akan memberikan catatan khusus dan bertanya,” kata Kusnadi dalam kesempatan yang sama.

Dia melanjutkan hal itu akan memudahkan distribusi vaksin ke banyak negara yang membutuhkan. Seperti Indonesia yang pada tahap awal, menurut Kusnandi, akan kesulitan memenuhi target produksi kebutuhan di dalam negeri.

“Seandainya kita perlu vaksin banyak, kita tidak apa-apa pakai punya yang lain, kalau sudah ada izin dari WHO,” kata peneliti vaksin sejak 1990 ini.

Indonesia saat ini pun menjadi eksportir vaksin polio. Sejumlah negara di Asia dan Eropa mengandalkan negara lain sebagai pemasok vaksin tersebut.

Mengenai mutasi virus, Kusnandi menilai hal itu tidak perlu menjadi perhatian saat ini. Kemanjuran vaksin dari negara manapun seharusnya tidak berkurang untuk menanggulangi virus Corona yang lebih kurang baru berumur 10 bulan.

“Kalau menurut perkiraan saya ini mutasi selama 10 bulan, tapi tidak akan mengubah secara bentuknya secara luas. Bentuknya masih hampir sama,” kata Kusnandi.

Jenis vaksin Corona yang berbeda kemungkinan akan dibutuhkan dalam beberapa tahun mendatang. Uji klinis akan diperlukan kembali untuk membuat calon vaksin untuk menangkal mutasi virus apabila diperlukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper