Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uni Eropa Sepakat Dukung Kandidat Dirjen WTO dari Nigeria

Selain telah mengamankan suara Uni Eropa (UE), Okonjo-Iweala juga bersiap menerima dukungan dari kekuatan perdagangan besar lainnya.Pemerintah Jepang yang tidak mendukung Yoo akan segera memberi tahu WTO tentang keberpihakannya pada Okonjo-Iweala.
 Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)./Istimewa
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 27 negara anggota Uni Eropa kemarin secara resmi sepakat mendukung Ngozi Okonjo-Iweala dari Nigeria untuk memimpin Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Sedangkan Amerika Serikat mendukung kandidat dari Korea Selatan, Yoo Myung-hee.

Dilansir Bloomberg, Selasa (27/10/2020), keputusan itu diungkap sumber yang dekat dengan masalah ini karena musyawarah bersifat rahasia. Sebelumnya diketahui, kedua perempuan itu merupakan calon final dari delapan kandidat yang diajukan sejak awal.

Selain telah mengamankan suara Uni Eropa (UE), Okonjo-Iweala juga bersiap menerima dukungan dari kekuatan perdagangan besar lainnya. Kyodo News melaporkan, pemerintah Jepang yang tidak mendukung Yoo akan segera memberi tahu WTO tentang keberpihakannya pada Okonjo-Iweala. Hal itu dilatarbelakangi hubungan tidak baik antara Jepang dan Korea Selatan. Adapun posisi China masih belum diketahui tetapi menjadi penting mengingat AS mendukung Yoo.

Satu dari dua nama tersebut akan menggantikan Roberto Azevedo yang mengundurkan diri pada akhir Agustus lalu, setahun sebelum masa jabatannya berakhir. Badan perdagangan yang berbasis di Jenewa itu menghadapi tantangan dari perang perdagangan AS-China, pandemi virus Corona, sistem arbitrase yang tertatih-tatih, dan kurangnya perangkat untuk mengatasi tantangan yang berkembang seperti subsidi industri.

WTO masih berkonsultasi dengan negara-negara anggotanya mengenai pencalonan Okonjo-Iweala dan Yoo. Nama Dirjen terpilih akan diumumkan pada 7 November mendatang.

Sementara itu, Eropa berada di tengah pertempuran perdagangan AS dan China selama tiga tahun terakhir, berusaha mendorong kedua negara untuk berbuat lebih banyak dalam membela aturan multilateral. Blok tersebut telah berjuang untuk membatasi dugaan kebijakan perdagangan dan investasi China yang tidak adil sambil mengecam proteksionisme dan pendekatan konfrontatif Presiden Donald Trump terhadap China dan Eropa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper