Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Demi Mangrove, Luhut Akan Lobi Uni Eropa

Investasi penanaman mangrove sangat besar. Kalo 600.000 Ha kira-kira hampir Rp16 triliun, dengan angka yang besar dampaknya juga akan besar.
Foto udara permukiman warga yang dikelilingi hutan mangrove (bakau) di Desa Bedono, Sayung, Demak, Jawa Tengah, Rabu (24/4/2019)./Antara/Aji Styawan
Foto udara permukiman warga yang dikelilingi hutan mangrove (bakau) di Desa Bedono, Sayung, Demak, Jawa Tengah, Rabu (24/4/2019)./Antara/Aji Styawan

Bisnis.com, JAKARTA - Menko Martim dan Investasi Luhut B. Pandjaitan akan melobi Uni Eropa untuk membantu investasi penanaman mangrove di Indonesia.

Menurutnya, luas mangrove kita yang 3,31 juta Ha ini, merupakan 30 persen mangrove dunia atau 42 persen mangrove di Asia ini, Indonesia itu yang paling besar.

“Saya minta juga lobi di Eropa untuk bantu investasi. Karena investasinya sangat besar. Kalo 600.000 Ha kira-kira hampir Rp16 triliun, dengan angka yang besar dampaknya juga akan besar, makanya kita jangan kerja tanggung-tanggung," jelas Menko Luhut.

Tidak hanya Eropa, Luhut mengatakan akan mendekati pemerintah Abu Dhabi. Dia juga menceritakan kekagetan pemerintah Abu Dhabi yang hanya memiliki satu spesies mangrove, sementara Indonesia yang memiliki 126 spesies mangrove.

Terkait dengan penanaman mangrove, dari hasil Rapat Koordinasi Pengelolaan Ekosistem Mangrove yang dilaksanakan pada awal Otober lalu, telah disepakati usulan program PEN tahun 2021 dari KLHK dalam bentuk kegiatan penanaman mangrove seluas 46.758 Ha di 34 provinsi dan KKP seluas 1.522,91 Ha.

"Kika luas penanaman dapat mencapai 600.000 Ha dalam 4 tahun ke depan, maka akan meningkatkan kepercayaan dunia."

Dirinya juga menambahkan bahwa World Bank sangat mendukung adanya program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui pemulihan mangrove.

“Program ini akan menunjukan kepada dunia bahwa KLHK kita, KKP kita sangat peduli dengan lingkungan, jadi mereka [dunia] gak usah ngajarin kita soal lingkungan," tegas Menko Luhut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper