Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Penembakan Pendeta Yeremia, TGPF Tiba di Papua

Mereka akan melakukan pertemuan dan wawancara dengan para saksi dan sejumlah tokoh netral yang sudah diagendakan sebelumnya.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Tim Gabungan Pencari Fakta atau TGPF kasus penembakan yang menewaskan Pendeta Yeremia Zanambani di Distrik Hitadifa, Intan Jaya, Papua telah tiba di provinsi itu, Rabu (7/10/2020) pagi.

Tim yang dibentuk Menko Polhukam Mahfud MD itu tiba dalam dua rombongan. Tim pertama tiba di Bandara Mozes Kilangin Timika. Rombongan kedua tiba di Jayapura. Keduanya tiba dalam waktu hampir bersamaan.

Kedua rombongan ini dipimpin oleh Benny Mamoto. Tim terdiri atas tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh kampus. Mereka akan bekerja selama dua pekan.

“Mereka akan melakukan pertemuan dan wawancara dengan para saksi dan sejumlah tokoh netral yang sudah diagendakan sebelumnya,” tulis keterangan resmi Kemenko Polhukam, Rabu (7/10/2020).

Ketua Tim Benny Mamoto mengatakan TGPF Intan Jaya ini akan bekerja semaksimal mungkin untuk membuat terang kasus, supaya bisa memberikan laporan dan rekomendasi yang tepat kepada pemerintah.

Benny juga menjamin objektivitas tim yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat. Anggota tim berasal dari pelbagai kalangan termasuk tokoh atau pendeta dari Papua.

Mahfud MD pada awal pekan ini mengatakan bahwa tim hanya akan bekerja untuk kasus penembakan yang diperkirakan terjadi pada 17-19 September 2020 saja.

“Tim ini bukan projustisia, proses hukum tetap berjalan di luar dan pelakunya segera dibawa ke pengadilan. Tim ini akan mencari hal lain di luar itu, lalu menghasilkan rekomendasi, langkah apa yang harus dilakukan pemerintah, agar rakyat di sana tenang,” terang Mahfud.

Di antara 30 nama anggota tim terdapat nama mantan diplomat Makarim Wibisono, Mantan Hakim Mahkamah Konstitusi I Dewa Gede Palguna, tokoh masyarakat Papua Michael Manufandu.

Juga terdapat nama Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban Edwin Pasaribu, Pendeta Henok Bagau, Ketua STT Gereja Kemah Injil di Timika, dan Rektor Universitas Cendrawasih Papua Apolo Safonpo.

Benny J Mamoto yang memimpin tim saat ini menjabat Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional.

Seluruh temuan nanti akan dianalisa dan disimpulkan, untuk menghasilkan rekomendasi.

Latar Belakang Kasus

TGPF dibentuk setelah terjadi kontak tembak yang menewaskan seorang warga sipil, seorang pendeta serta gugurnya satu prajurit TNI. Kasus itu diperkirakan terjadi pada 17 - 19 September 2020.

Usai kontak tersebut, aparat menuding kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) yang bertanggung jawab atas tewasnya Pendeta Yeremia.

Di sisi lain, KKSB menolak bertanggung jawab atas kematian pendeta. KKSB bahkan menyebut TNI berada di balik kematian pendeta tersebut.

Saling tuding itu membuat Ketua Sinode Gereja Kristen Injil (GKI) Tanah Papua Pendeta Andrikus Mofu meminta pemerintah membentuk tim independen untuk melakukan investigasi atas kematian pendeta penerjemah Alkitab ke dalam bahasa Moni tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper