Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sejarawan UI: Film G-30S/PKI Film Pendidikan Bangsa

Sudah selayaknya anak bangsa mengetahui kebenaran peristiwa yang terjadi pada 30 September 1965.
Pegawai memasang gambar pahlawan revolusi di halaman Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (29/9). Pemasangan gambar tersebut dalam rangka menyambut Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober, sekaligus untuk mengenang korban peristiwa G30S/PKI, khususnya Tujuh Pahlawan Revolusi. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Pegawai memasang gambar pahlawan revolusi di halaman Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (29/9). Pemasangan gambar tersebut dalam rangka menyambut Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober, sekaligus untuk mengenang korban peristiwa G30S/PKI, khususnya Tujuh Pahlawan Revolusi. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Pro dan kontra soal pemutaran film G-30S/PKI mengemuka di bulan September ini.

Di luar pro-kontra yang muncul, ada anggapan bahwa film ini merupakan film pendidikan bagi penanaman karakter bangsa.

Hal itu disampaikan sejarawan sekaligus Ketua Departemen Sejarah Universitas Indonesia (UI) Dr Abdurakhman.

Ia menilai Film G-30S/PKI merupakan sebuah film pendidikan bagi anak didik di Tanah Air sehingga baik untuk upaya penanaman karakter kebangsaan.

"Ini sebenarnya betul-betul film pendidikan," kata dia saat dihubungi Antara di Jakarta, Rabu (30/9/2020).

Pemutaran film tersebut, ujar Abdurakhman, sejatinya baik bagi anak didik sebagai referensi ilmu pengetahuan tentang peristiwa yang terjadi pada 1965.

Ia berpandangan apabila ada pihak-pihak yang mengartikan film tersebut tidak benar maka dipersilakan membuat film versi lain namun harus berdasarkan sumber-sumber sejarah atau fakta sejarah.

"Jadi bukan suatu upaya untuk melencengkan," katanya.

Sebagai seorang sejarawan, ia berpandangan sudah selayaknya anak bangsa mengetahui kebenaran peristiwa yang terjadi pada 30 September 1965.

Apabila ada orang yang tidak setuju terkait pemutaran film tersebut maka kembali pada konteksnya.

Menurut Abdurakhman penanaman karakter kebangsaan kepada masyarakat adalah sebuah kewajiban negara. Bila hal itu tidak dilakukan oleh negara, bersiaplah menerima generasi muda yang tidak mencintai bangsanya sendiri.

Abdurakhman meyakini, bila penanaman karakter kebangsaan dilakukan kepada generasi muda,  mereka akan bangga dengan bangsanya dan membangun tanpa mendahului kepentingan pribadi.

Oleh karena itu, sebagai seorang sejarawan ia mendukung penuh pemutaran film G-30S/PKI kepada generasi muda sebagai referensi dan upaya menumbuhkan karakter kebangsaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper