Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsumsi Domestik Jadi Tantangan Pertumbuhan Ekonomi China

Data pertumbuhan yang kuat pada Agustus menunjukkan bahwa pemulihan masih sangat bergantung pada investasi pemerintah dalam proyek infrastruktur dan sektor produksi industri. Sementara itu belanja konsumen dan aktivitas umum di sektor jasa masih berjuang untuk mengejar ketinggalan.
Properti di Guangzhou, China, terlihat dari bawah Jembatan Liede di atas Sungai Mutiara./Bloomberg/Qilai Shen
Properti di Guangzhou, China, terlihat dari bawah Jembatan Liede di atas Sungai Mutiara./Bloomberg/Qilai Shen

Bisnis.com, JAKARTA - Para ekonom telah memperingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi China yang tidak seimbang antara produksi dan konsumsi domestik dapat bertahan hingga tahun depan. Hal itu berarti sudah waktunya bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan risiko dan tantangan struktural jangka panjang.

Bagaimanapun, data pertumbuhan yang kuat pada Agustus menunjukkan bahwa pemulihan masih sangat bergantung pada investasi pemerintah dalam proyek infrastruktur dan sektor produksi industri. Sementara itu belanja konsumen dan aktivitas umum di sektor jasa masih berjuang untuk mengejar ketinggalan.

"Pemulihan sektor seperti katering dan hotel lebih lambat dari yang diharapkan," kata Wang Bing, Wakil Direktur Divisi Promosi Konsumsi di Kementerian Perdagangan, dilansir South China Morning Post, Senin (28/9/2020).

Zhang Kaihui, Manajer Umum China Galaxy Securities cabang Beijing, yakin ekonomi China dapat tumbuh 2,4 persen tahun ini dan 5,9 persen pada 2021. Namun yang paling dikhawatirkan adalah apakah ekonomi itu sehat serta dapat menyelesaikan masalah ketenagakerjaan dan berbagai kontradiksi.

Sementara itu, Beijing belum lama ini juga meluncurkan strategi sirkulasi ganda yang menitikberatkan pertumbuhan pada konsumsi domestik, terutama di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dengan AS. Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan untuk mencapai pertumbuhan yang positif tahun ini, meningkatkan konsumsi sangat penting.

"Dulu, ketika kami fokus pada proyek investasi, pemerintahnya cukup berpengalaman, tetapi untuk meningkatkan konsumsi, terus terang, kami perlu mencari metode baru," ujarnya.

Li Xunlei, Kepala Ekonom di Zhongtai Securities dan penasihat pemerintah China, mengatakan bahwa akan sangat menantang bagi pemerintah untuk meningkatkan konsumsi karena penurunan pendapatan banyak pekerja yang disebabkan oleh virus corona kemungkinan akan membatasi pengeluaran.

Dia mendesak pihak berwenang untuk melakukan lebih banyak reformasi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah untuk meningkatkan perekonomian.

"Ekonomi makro China saat ini dalam keadaan baik, tetapi tekanan di masa depan akan lebih besar, karena sengketa perdagangan mungkin akan semakin meningkat," katanya.

Liu Xiaoshu, Kepala Ekonom di Bank of Qingdao, mengatakan tingkat pertumbuhan tahunan China mungkin bisa melambat menjadi hanya 2,0 persen di masa depan. Dia menyerukan lebih banyak reformasi domestik untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan. "Tetapi semakin berorientasi pada masalah domestik, semakin sulit untuk didorong," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Ropesta Sitorus
Sumber : South China Morning Post
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper