Bisnis.com, JAKARTA – Bagaimana jadinya jika perusahaan penyedia kolam iklan terbesar di dunia memutuskan untuk tidak menerima iklan tertentu ketika permintaan justru sedang tinggi-tingginya?
Pertanyaan itu barangkali akan segera terjawab lantaran Google, perusahaan penyedia jasa iklan daring terbesar saat ini, memutuskan untuk tidak menerima iklan politik pada 3 November 2020. Tanggal itu bertepatan dengan hari pemungutan suara Pemilihan Presiden (Pilpres) AS 2020 yang mempertandingkan petahana Donald Trump dengan politikus Demokrat Joe Biden.
“Ini adalah keputusan sementara. Kami akan mengabari lagi para pengiklan apabila penutupan tersebut sudah dihapus,” kata juru bicara Google kepada Bloomberg, Jumat (25/9/2020).
Perusahaan rintisan Larry Page dan Sergey Brin tersebut bukan satu-satunya. Raksasa media sosial Facebook juga mengumumkan kebijakan serupa.
Google maupun Facebook khawatir jika nantinya iklan-iklan politik justru jadi alat bagi sebagian golongan untuk menyebarkan disinformasi dan memecah belah publik.
Bukan cuma tidak lagi menerima iklan politik pada hari pemilihan, Facebook juga menutup rapat-rapat pintu pengiklan selama 7 hari, dari sebelum hingga sesudah pemungutan suara.