Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Properti Hunian Australia Alami Peningkatan

Dalam indeks global kuartal kedua Knight Frank, Australia berada di posisi 19 dari 20 peringkat. Pada Juni tahun lalu, sektor properti Australia nengalami pertumbuhan negatif 7,4 persen. 
Residensial di Sydney, Australia./Bloomberg/Brendon Thorne
Residensial di Sydney, Australia./Bloomberg/Brendon Thorne

Bisnis.com, JAKARTA – Meskipun masih terjadi pandemi Covid-19, harga properti hunian Australia mengalami peningkatan dalam 12 bulan terakhir hingga Juni 2020. 

Dalam indeks global kuartal kedua Knight Frank, Australia berada di posisi 19 dari 20 peringkat. Pada Juni tahun lalu, sektor properti Australia nengalami pertumbuhan negatif 7,4 persen. 

Namun, di bulan Maret, pasar perumahan yang berkembang pesat di Sydney dan Melbourne yang menempatkan Australia di posisi ke-10 di dunia.

Lalu, di April dan Juni, pertumbuhan harga turun lagi 2 persen karena pembatasan lockdown. Hal itu menyebabkan posisi Austrialia di akhir Juni berada di posisi ke-19. 

The Head of Residential Research Australia Knight Frank, Michelle Ciesielski mengatakan peringkat Australia akan turun lebih jauh karena Melbourne tetap tutup selama musim semi yang biasanya sibuk.

Meskipun wabah telah menyulitkan Knight Frank untuk mengumpulkan data karena hanya menerima 29 hasil dari 56 negara, tetapi data tersebut masih memberikan gambaran sekilas tentang dampak Covid-19 di sejumlah negara.

"Meskipun jatuh ke posisi ke-19, Australia berhasil melakukannya dengan baik dibandingkan dengan negara lain karena penguncian yang diberlakukan selama kuartal kedua membuat kondisi properti tidak separah itu," ujarnya laporan Properti Guru, Jumat (25/9/2020). 

Dia menilai hal ini juga dapat dikaitkan dengan keadaan pasar properti hunian sebelum pandemi, dimana pasar Australia yang kuat di 2020 ini dengan permintaan tinggi dan tingkat stok rendah.

Dia menilai pasar properti hunian Australia yang tak stabil selama 12 bulan terakhir berdampak pada pasar properti sehingga akan tetap tangguh seperti sebelumnya. 

"Ini bisa menahan pasar Australia dalam posisi yang baik untuk pemulihan tahun depan ketika semua ibu kota berada di luar lockdown dan perbatasan terbuka," ucap Michelle. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper