Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ILO: Stimulus Fiskal Kurangi Dampak Negatif Virus Corona Bagi Pekerja

Paket stimulus memiliki peranan penting dalam mendukung aktivitas ekonomi dan menurunkan angka kehilangan pekerjaan.
Pekerja berada di gudang Bulog di Jakarta, Rabu (2/9/2020). Bisnis/Nurul Hidayat
Pekerja berada di gudang Bulog di Jakarta, Rabu (2/9/2020). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Organisasi Perburuhan Dunia (International Labour Organization/ILO) menyatakan stimulus fiskal yang diberikan oleh pemerintah suatu negara efektif mengurangi dampak negatif terhadap pekerja akibat pandemi Covid-19.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh organisasi tersebut, semakin besar stimulus fiskal (dalam persentase terhadap produk domestik bruto (PDB), semakin kecil angka kehilangan pekerjaan yang terjadi di suatu negara. Secara global penambahan stimulus sebesar 1 persen dari PDB akan mengurangi angka kehilangan jam kerja sebesar 0,8 persen.

Direktur Jenderal ILO, Guy Ryder mengatakan bahwa paket stimulus memainkan peranan penting dalam mendukung aktivitas ekonomi dan menurunkan angka kehilangan pekerjaan, stimulus ini terkonsentrasi di negara-negara berpendapatan tinggi karena negara berkembang memiliki kapasitas terbatas dalam membiayai program ini.

“Agar negara berkembang dapat mencapai rasio stimulus terhadap angka kehilangan jam kerja yang sama seperti negara-negara berpendapatan tinggi, mereka harus menyuntikkan dana sebesar US$ 982 miliar dengan perincian US$45 miliar di negara berpendapatan rendah dan US$ 937 miliar di negara berpendapatan lebih rendah,” tulisanya melalui keterangan resmi yang diterima oleh Bisnis pada Kamis (24/9/2020).

Kesenjangan stimulus untuk negara-negara berpendapatan rendah adalah sebesar 1 persen dari total nilai paket stimulus fiskal yang diumumkan oleh negara-negara berpendapatan tinggi.

Lebih lanjut, Gun Ryder menjelaskan kesenjangan stimulus fiskal yang besar ini lebih mengkhawatirkan mengingat kurangnya perlindungan sosial di negara-negara berkembang, terlebih lagi beberapa negara ini juga harus mengalihkan alokasi belanja publik dari pos lain untuk mengurangi dampak krisis di pasar tenaga kerja.

“Selain harus menggandakan upaya untuk memerangi virus, kita juga harus bertindak cepat dan dalam skala besar untuk mengatasi dampak ekonomi, sosial dan ketenagakerjaan. Upaya ini termasuk memberi dukungan berkelanjutan untuk pekerjaan, bisnis dan pendapatan,” tuturnya.

Dia menambahkan momentum Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York dapat dijadikan momentum untuk merancang strategi global untuk pemulihan melalui dialog, kerja sama dan solidaritas.

“Tidak ada kelompok, negara ataupun wilayah yang dapat memerangi krisis ini sendiri,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rezha Hadyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper