Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Covid-19 di Inggris Bisa Capai 50.000 per Hari, Jika..

Saat ini, Inggris sudah memiliki kasus angka kematian akibat Covid-19 tertinggi di Eropa dan terbesar kelima di dunia. Negara itu juga telah meminjam uang untuk dana darurat pada kondisi ekonomi yang sedang rusak.
Kawasan Soho, London sepi akibat kebijakan lockdown yang mengunci pergerakan masyarakat ke luar rumah./Bloomberg.
Kawasan Soho, London sepi akibat kebijakan lockdown yang mengunci pergerakan masyarakat ke luar rumah./Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA – Inggris terancam mengalami peningkatan angka kematian Covid-19 yang fantastis dalam beberapa minggu kedepan jika tidak ada tindakan pencegahan gelombang kedua. Demikian kata petugas medis senior negara tersebut.

Saat ini, Inggris sudah memiliki kasus angka kematian akibat Covid-19 tertinggi di Eropa dan terbesar kelima di dunia. Negara itu juga telah meminjam uang untuk dana darurat pada kondisi ekonomi yang sedang rusak.

Namun kasus baru meningkat setidaknya 6.000 per hari di Inggris, menurut data selama sepekan, jumlah pasien di rumah sakit berlipat ganda setiap delapan hari, dan sistem untuk pemeriksaan mulai goyah.

Profesor Chris Whitty, kepala petugas medis pemerintah, dan Dr Patrick Vallance, kepala penasihat ilmiahnya, memperingatkan bahwa jika dibiarkan, epidemi yang terjadi di Inggris Raya ini akan berujung pada 50.000 kasus baru per hari pada pertengahan bulan depan.

“Apabila hal ini terus berjalan, jumlah kematian yang diakibatkan langsung oleh Covid-19 akan terus meningkat, dan secara potensial akan membuat kurva eksponensial, hal tersebut berarti kasus akan menjadi dua kali lipat lalu dua kali lagi,” Ujar Profesor Whitty seperti yang dikutip dari straitstimes.com

“Apabila kita tidak melakukan upaya yang cukup, virus ini akan meningkat tajam dan saat ini sepertinya hal itu yang akan terjadi dan apabila kita tidak mengambil tindakan, kita akan dihadapkan dengan permasalahan yang benar-benar sulit,” tambahnya.

Virus ini menyebar ke seluruh wilayah negara dan kurang dari 8 persen populasi memiliki antibodi terhadap virus tersebut, meskipun di London sekitar 17 persen populasi mungkin memiliki antibodi, menurut Dr. Vallance.

Kecepatan penanganan dan pengambilan tindakan yang tanggap sangat dibutuhkan, ditambah fakta bahwa musim dingin semakin dekat, masalah Covid-19 akan menghantui Inggris setidaknya selama kurang lebih enam bulan lagi.

Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan lockdown akan berbeda dari yang terakhir kali. Pemerintah ingin mengurangi tingkat sosialisasi, tetapi sekolah dan banyak tempat kerja akan tetap buka.

Pemerintah semi-otonom di Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara telah memberikan banyak tindakan serta tanggapan yang mereka lakukan dalam menghadapi pandemi di wilayah tersebut.

Wales memberlakukan pembatasan di empat wilayah tambahan seperti Blaenau Gwent, Bridgend, Merthyr Tydfil, membuat kurang dari sepertiga populasi Welsh di bawah kebijakan pembatasan.

Pembatasan tersebut mencegah orang memasuki area ini apabila tidak memiliki alasan yang jelas seperti sekolah atau bekerja. Penghuni juga diperbolehkan untuk bertemu orang di luar ruangan yang tidak mereka tinggali.

Menteri Utama Skotlandia yaitu Nicola Sturgeon, berkata bahwa pembatasan tambahan hampir pasti akan dilakukan.

“Saya harus benar-benar tegas dengan masyarakat. Peraturan pembatasan tambahan akan hampir pasti di berlakukan sepanjang Skotlandia selama beberapa hari kedepan,” Ujar Nicola

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper