Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aqua Masih Hitung Kerugian Akibat Pabrik di Sukabumi Kebanjiran

PT Tirta Investama (Danone Aqua),segera menghitung kerugian akibat terendamnya dua pabrik di Sukabumi, Jawa Barat, pada Senin (21/9/2020).
Pabrik Aqua di Sukabumi, Jawa Barat, kebanjiran pada Senin (21/9/2020)./YouTube
Pabrik Aqua di Sukabumi, Jawa Barat, kebanjiran pada Senin (21/9/2020)./YouTube

Bisnis.com, JAKARTA – Dua pabrik PT Tirta Investama (Danone Aqua) yang berlokasi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terendam akibat banjir bandang. Kedua pabrik tersebut menopang permintaan di Jawa Barat.

PT Danone Indonesia sebagai induk Aqua menyatakan saat ini masih menghitung kerugian yang disebabkan banjir lokal tersebut. Adapun, perseroan menyatakan salah satu pabriknya telah pulih sekitar pukul 22.00 WIB.

"Secara market bisa tertutupi [dampak dari terendamnya pabrik di Mekarsari] dengan fasilitas produksi di tempat lain. Namun, sejauh mana dampak [terendamnya pabrik di Mekarsari] masih kami hitung," kata VP General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh kepada Bisnis pada Senin (21/92020).

Dia menyampaikan secara total perusahaan itu memiliki 20 fasilitas produksi di seluruh Indonesia. Dua pabrik di Sukabumi, tepatnya di Mekarsari dan Babakan Pari, menopang permintan di Jawa Barat.

Selain karyawan di pabrik, Vera mengatakan pihaknya juga siap berkontribusi untuk memulihkan kondisi masyarakat sekitar. "Karena ini [masyarakat sekitar] stakeholder terdekat kami."

Vera menyatakan terendamnya pabrik di Mekarsari memberikan dampak yang cukup signifikan pada portofolio produksi Aqua. Namun, telah berfungsinya pabrik di Babakan Pari cukup meringankan beban produksi.

Di sisi lain, utilitas industri air minum dalam kemasan (AMDK) menunjukkan perbaikan memasuki bulan keempat pandemi Covid-19. Adapun, utilitas industri AMDK sebelumnya anjlok ke bawah level 50 persen pada awal pandemi tersebut masuk ke dalam negeri.

Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin) mendata pandemi Covid-19 memukul rata-rata utilitas pabrikan ke level 40 persen. Hal tersebut utamanya disebabkan oleh anjloknya permintaan air minum dalam kemasan gelas.

"Seluruh produsen [AMDK] produksi kemasan kecil [gelas]. Utilitas [industri AMDK] sudah naik lagi. Kemarin kami tertekan sampai [level] 40 persen, sekarang utilitas sudah 80 persen," kata Ketua Umum Aspadin Rachmat Hidayat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper