Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Target Kerja Dubes Baru RI di AS Setelah Resmi Bertugas

M. Lutfi memiliki program prioritas, yakni memastikan AS memperpanjang persetujuan generalized system of preference (GSP) ke Indonesia serta memulai negosiasi terkait perjanjian dagang bebas terbatas dengan AS.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump befoto dengan Duta Besar RI untuk AS Muhammad Lutfi dalam kunjungannya ke Gedung Putih./Official White House Photo-Joyce N. Boghosian
Presiden Amerika Serikat Donald Trump befoto dengan Duta Besar RI untuk AS Muhammad Lutfi dalam kunjungannya ke Gedung Putih./Official White House Photo-Joyce N. Boghosian

Bisnis.com, JAKARTA - Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) Muhammad Lutfi bertekad untuk mengajak Amerika Serikat untuk melanjutkan persetujuan fasilitas pembebasan tarif bea masuk (generalized system of preference/GSP) ke Indonesia.

Hal tersebut ia sampaikan pada kunjungannya ke Gedung Putih untuk bertemu dengan Presiden AS, Donlad Trump, untuk menyerahkan surat-surat kepercayaan kepada Trump, sekaligus memulai masa tugasnya sebagai dubes RI untuk AS.

Lutfi mengatakan, sebagai perwakilan Pemerintah Indonesia di AS, ia memiliki program prioritas, yakni memastikan AS memperpanjang persetujuan fasilitas pembebasan tarif bea masuk (generalized system of preference/GSP) ke Indonesia. Selain itu, ia juga akan memulai pembicaraan untuk negosiasi terkait perjanjian dagang bebas terbatas atau limited trade deal dengan AS.

“Saya akan mendorong dan memastikan bahwa persetujuan GSP diperpanjang. Lalu, memulai pembicaraan negosiasi daripada limited trade deal, yaitu barang-barang di AS yang pajaknya kurang dari 5 persen bisa di nol persenkan tanpa melalui kongres. Kita memulai negosiasi itu segera, itu prioritas,” ujar Lutfi dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (19/9/2020).

Indonesia saat ini berada di urutan ketiga sebagai negara yang memanfaatkan fasilitas GSP AS. Sekitar 14,9 persen ekspor Indonesia ke AS memanfaatkan fasilitas tersebut. Saat ini, Indonesia tengah menunggu hasil review yang dilakukan pemerintah AS melalui United States Representiative (USTR) terkait pemberian fasilitas GSP.

Lutfi memastikan diplomasi ekonomi dengan Negara Paman Sam akan diperkuat ke depannya. Seiring era baru perdagangan internasional, pihaknya menyadari bahwa bila ingin menjual barang atau produk ke pasar AS, maka Indonesia juga mesti membeli produk AS.

“Saya juga ingin memastikan produk-produk AS bisa berkompetisi di pasar Indonesia. Karena pasar kita besar dan prospektif, saya akan memastikan bahwa AS mengetahui bahwa Indonesia selalu memperbaiki iklim investasi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Lutfi juga akan memastikan investor-investor AS mengetahui dengan baik perbaikan iklim investasi di Tanah Air. Hal ini diharapkan dapat menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan investasi dari perusahaan-perusahaan AS.

Minat investor AS untuk menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan investasi telah tercermin dari langkah Kimberly-Clark Corporation, pionir produk konsumen global yang bermarkas di Texas, AS. Kimberly mengumumkan akan mengakuisisi Softex Indonesia dengan nilai transaksi tunai US$1,2 miliar, dari sekelompok pemegang saham termasuk CVC Capital Partners Asia Pacific IV.

“Pada akhir era-70an mereka salah satu perusahaan pertama yang investasi besar di Indonesia. Sekarang mereka sudah mulai lagi. Dengan modalitas baru, dengan membuka pasar kita ternyata banyak investasi masuk. Mudah-mudahan mereka membuka pasar baru sekaligus menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi,” pungkas Lutfi.

Pada kunjungannya ke Gedung Putih, Lutfi datang didampingi istrinya, Bianca Adinegara dan ditemui oleh Presiden Trump di Ruang Oval, ruang kerja Presiden AS di Gedung Putih. Pada kesempatan tersebut M. Lutfi yang menggantikan Dubes sebelumnya Mahendra Siregar, menyampaikan salam hangat dari Presiden RI Joko Widodo dan rakyat Indonesia kepada Trump dan rakyat AS.

Sementara itu, Lutfi yang sebelumnya menduduki kursi Menteri Perdagangan sekaligus eks Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat pada Senin, 14 September 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper