Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Covid-19 Klaster Keluarga, Dokter Paru Sarankan Pakai Masker di Rumah

Klaster Covid-19 di kalangan keluarga makin menjamur. Ternyata, hal ini karena banyak yang masih tidak percaya dengan adanya Covid-19.
Dua orang anak menggunakan masker pelindung wajah saat bermain di depan mural bertema Covid-19 di Jakarta, Senin (27/7/2020)./Antarann
Dua orang anak menggunakan masker pelindung wajah saat bermain di depan mural bertema Covid-19 di Jakarta, Senin (27/7/2020)./Antarann

Bisnis.com, JAKARTA - Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyarankan masyarakat untuk tetap menggunakan masker di dalam rumah terkait dengan upaya mencegah penularan Covid-19 di tengah keluarga.

Ketua Umum PDPI Agus Dwi Susanto berpendapat langkah itu mesti diambil untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 kepada kelompok rentan di dalam keluarga.

“Kita mesti waspada dengan kelompok rentan, ada kelompok rentan di keluarga misalkan orangtua, anak-anak, orang yang sudah punya kelompok dasar penyakit seperti paru, jantung itu rentan untuk terinfeksi. Kalau kita memang orang yang beraktivitas di luar rumah sebaiknya di dalam rumah tetap menggunakan masker,” kata Agus dalam acara diskusi di BNPB pada Jumat (18/9/2020).

Menurut Agus, sterilisasi anggota keluarga setelah beraktivitas di luar rumah tidak cukup untuk memutus laju penyebaran kepada kelompok rentan.

Adapun sterilisasi yang dimaksud meliputi mencuci baju, mandi ataupun mencuci alat-alat sehabis beraktivitas di luar rumah.

Klaster Covid-19 di kalangan keluarga makin menjamur. Ternyata, hal ini karena banyak yang masih tidak percaya dengan adanya Covid-19.

Analis dan Penulis @pandemictalks Firdza Radiany menyebutkan bahwa dari data yang dihimpun ternyata kemunculan klaster keluarga cukup banyak dan signifikan.

“Di Bogor ada 48 keluarga dengan 189 kasus. Paling parah di Bekasi 155 keluarga dan 437 orang. Yogyakarta ada 9 klaster dan 13 kasus, Malang 10 klaster dan 35 kasus, dan Semarang 8 klaster dengan 10 kasus,” jelasnya, Senin (7/9/2020).

Firdza menyimpulkan bahwa klaster keluarga terjadi ketika anggota keluarga beraktivitas di luar rumah dan terpapar virus lalu menularkan anggota keluarga lainnya sehingga seluruh anggotanya terkena Covid-19.

“Ini berbahaya karena setelah klaster kantor akhirnya masuk ke keluarga. Padahal, keluarga ini unit sosial kecil. Dengan kultur Indonesia yang suka berkunjung dan silaturahmi ke rumah warga bisa mempercepat klaster antar-rumah. Hal ini diperburuk karena warga menolak swab karena stigma takut dikucilkan,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper