Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MPR Minta Pemerintah Cepat Amankan Bahan Baku Vaksin Covid-19

Jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 di seluruh dunia sudah melampaui angka 25 juta. Produsen vaksin di negara lain pun diperkirakan terus berbelanja bahan baku vaksin.
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). Vaksin COVID-19 buatan Indonesia yang diberi nama vaksin Merah Putih tersebut ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2021. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). Vaksin COVID-19 buatan Indonesia yang diberi nama vaksin Merah Putih tersebut ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2021. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah diminta untuk bergerak cepat memastikan ketersediaan bahan baku vaksin Covid-19.

Permintaan itu disampaikan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengacu pada kecenderungan penularan Covid-19 di Indonesia yang terus membesar, 

Menurut Bambang Soesatyo pemerintah perlu bergerak cepat mengamankan dan memastikan ketersediaan bahan baku vaksin Covid-19 tersebut.

Dengan begitu, target vaksinasi bagi minimal 70 persen penduduk Indonesia pada 2021 bisa direalisasikan.

"Mengacu pada kecenderungan penularan COVID-19 di dalam negeri yang terus membesar, pemerintah harus mengatasi kekurangan bahan baku vaksin," kata Bamsoet, sapaan populer Bambang Soesatyo, dalam keterangannya di Bali, Selasa (1/9/2020).

Dia menilai setelah bekerja sama dengan Sinovac, pemerintah Indonesia hendaknya segera melakukan pendekatan dengan produsen lain untuk mengamankan dan memastikan ketersediaan bahan baku vaksin Covid-19.

Bamsoet menjelaskan adanya kekhawatiran kekurangan bahan baku vaksin Covid-19 bukan tanpa alasan karena PT Bio Farma mengungkapkan bahwa Sinovac dari Tiongkok hanya akan memasok 260 juta bulk atau bahan baku vaksin ke Indonesia hingga akhir 2021.

"Karena per-orang harus menerima dua kali vaksinasi sesuai standar WHO demi mencapai kekebalan dari virus Covid-19, jumlah itu hanya bisa menjangkau 130 juta penduduk Indonesia," ujarnya.

Sementara itu menurut Bamsoet, kekebalan kelompok atau herd immunity yang ideal adalah 70 persen dari total penduduk. Karena itu menurut dia, minimal jumlah penduduk Indonesia yang harus menerima dua kali vaksinasi mencapai 170 juta jiwa.

Bamsoet mengingatkan, durasi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan menyebabkan permintaan dan penawaran akan vaksin Corona menjadi tidak berimbang.

"Dengan asumsi bahwa 7,8 miliar warga dunia harus divaksinasi, volume kebutuhannya jelas sangat besar. Namun, saat ini kapasitas produksi pada tingkat global pun masih sangat terbatas," kata Bamsoet.

Politisi Partai Golkar itu mengatakan tingginya permintaan dunia pada vaksin Covid-19 bersifat sangat mendesak, sejalan dengan peningkatan signifikan jumlah kasus virus tersebut di seluruh dunia.

Menurut dia, jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 di seluruh dunia sudah melampaui angka 25 juta sehingga kecepatan bertindak sangat diperlukan karena produsen vaksin di negara lain pun diperkirakan terus berbelanja bahan baku vaksin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper