Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Eks Kadiv Hubinter Polri Jadi Tersangka dalam Kasus Joko Tjandra

Polri menetapkan empat tersangka terkait kasus gratifikasi untuk menghapus status red notice terpidana Joko Soegiharto Tjandra di Interpol.
Petugas kepolisian membawa buronan kasus korupsi pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali Djoko Tjandra (kanan) yang ditangkap di Malaysia menuju Bareskrim Polri setibanya di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (30/7/2020). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Petugas kepolisian membawa buronan kasus korupsi pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali Djoko Tjandra (kanan) yang ditangkap di Malaysia menuju Bareskrim Polri setibanya di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (30/7/2020). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA - Polri menetapkan empat tersangka terkait kasus gratifikasi untuk menghapus status red notice terpidana Joko Soegiharto Tjandra di Interpol.

Keempat tersangka terbagi menjadi dua yaitu pihak penerima suap Irjen Pol Napoleon Bonaparte (NB) dan Brigjen Pol Prasetijo Utomo (PU), kemudian dua tersangka lagi pemberi suap yaitu pengusaha Tomy Sumardi (TS) dan Joko Soegiharto Tjandra (JST).

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengemukakan bahwa keempat orang tersebut ditetapkan sebagai tersangka setelah tim penyidik Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri melakukan gelar (ekspose) perkara yang dihadiri oleh pihak Kejaksaan dan Direktur Penindakan KPK pada Jumat 14 Agustus 2020 sejak pukul 09.00 WIB-11.30 WIB.

Selain itu, penetapan tersebut juga dilakukan usai penyidik memeriksa 15 orang saksi dan sejumlah saksi ahli sejak beberapa pekan lalu.

"Ditetapkan tersangka berinisial NB, PU, JST dan TS dalam kasus tindak pidana menerima serta memberi gratifikasi untuk menghapus status red notice," tuturnya, Jumat (14/8).

Argo menjelaskan dari tangan para tersangka itu telah disita barang bukti berupa uang sebesar US$ 20.000, notebook, ponsel pintar dan rekaman CCTV dari sejumlah lokasi.

"Itu beberapa barang bukti yang telah disita tim penyidik," katanya.

Dia juga menjelaskan pihaknya akan berkoordinasi dengan KPK untuk menuntaskan perkara korupsi berupa gratifikasi tersebut.

"Nanti kita juga akan supervisi dengan KPK terkait kasus ini ya," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper