Bisnis.com, JAKARTA - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mencatat total ada 150 klaster Covid-19 di Jawa Barat. Klaster paling banyak berada di permukiman.
Hingga Minggu (9/8/2020), Jawa Barat tercatat memiliki 150 klaster dengan total 476 kasus.
“Ini kemungkinan karena paparan dari anggota keluarga karena durasi bertemunya lebih lama. Dari 150 klaster, permukiman sendiri ada 111 klaster dengan 208 kasus,” jelas Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah, Senin (10/8/2020).
Klaster terbanyak kedua ada di fasilitas pelayanan kesehatan sebanyak 28 klaster dengan 177 kasus. Disusul klaster perkantoran sebanyak 11 klaster dengan 77 kasus, dan rumah ibadah 1 klaster dengan 14 kasus.
“Polanya cukup konsisten, permukiman paling banyak menyumbang kasus karena untuk wilayah keluarga atau saudara yang berkunjung kemudian tertular dan menularkan. Sementara itu, perkantoran juga mulai banyak karena sektor perekonomian mulai dibuka,” terang Dewi.
Beberapa klaster perkantoran juga berasal dari kementerian dan Pemerintah Provinsi, begitu juga Kepolisian, BUMN, BUMD, dan swasta.
“Dari kementerian ada 5 kasus, ini bukan berarti lima orang ini tertular di kantor, tapi bisa saja tertular di rumah atau di kendaraan umum dan membawa ke kantor. Jadi, lagi-lagi Covid-19 ini tidak mengenal batas, mau pemerintah, swasta, status sosial, jenis kelaminnya apa,” kata Dewi.
Selanjutnya, di fasilitas layanan kesehatan, klaster terbanyak tercatat di rumah sakit, dan yang terkena bukan hanya rumah sakit rujukan, tapi juga yang nonrujukan.
“Ini menandakan bahwa orang yang terinfeksi tidak punya gejala, ketika pergi ke rumah sakit menularkan ke tenaga kesehatan di sana,” jelas Dewi.
Pada klaster fasilitas kesehatan, rumah sakit mencatat total 24 klaster dengan 156 kasus, di puskesmas ada 3 klaster 18 kasus, dan bidan 1 klaster dan 3 kasus.
“Oleh karena itu, penting untuk tetap patuh dan melaksanakan protokol kesehatan dengan disiplin. Pakai masker, rajin cuci tangan dan jaga jarak. Lindungi orang-orang terdekat di rumah, jangan sampai membawa, menularkan atau tertular Covid-19 dari dan ke orang-orang terdekat kita,” kata Dewi.