Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah Indonesia, Giliran Ekonomi Filipina Kontraksi

Produk domestik bruto Filipina terkontraksi hingga 16,5 persen (year on year/yoy). Badan statistik nasional Filipina mengungkapkan kontraksi ini merupakan yang terburuk sejak 1981.
Penumpang mengantri untuk naik kereta Mass Rapid Transit (MRT) menjelang jam malam yang diberlakukan karena corona virus di Mandaluyong City, Metro Manila, Filipina, Senin (16/3/2020). Bloomberg/Veejay Villafranca
Penumpang mengantri untuk naik kereta Mass Rapid Transit (MRT) menjelang jam malam yang diberlakukan karena corona virus di Mandaluyong City, Metro Manila, Filipina, Senin (16/3/2020). Bloomberg/Veejay Villafranca

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Filipina mengalami kontraksi cukup dalam pada kuartal kedua akibat pemberlakuan lockdown terpanjang di Asia.

Produk domestik bruto Filipina terkontraksi hingga 16,5 persen (year on year/yoy). Badan statistik nasional Filipina mengungkapkan kontraksi ini merupakan yang terburuk sejak 1981.

Angka tersebut meleset dari konsensus Bloomberg yang memproyeksikan median PDB Filipina sebesar minus 9,4 persen.

Penurunan PDB selama dua kuartal berturut-turut telah membawa Filipina masuk ke zona resesi.

"Biaya ekonomi untuk menekan penyebaran virus meningkatkan luka besar di konsumsi rumah tangga dan keuangan korporasi yang akan memperberat pertumbuhan permintaan pada bulan-bulan mendatang," ujar Analis Capital Economis Alex Homes.

Kegagalan meredam virus, pembatasan pergerakan dan kurangnya dukungan kebijakan membuat Filipina berisiko mengalami pemulihan yang paling lamban di kawasan.

Indeks saham Filipina naik 0,3 persen dalam tiga hari berturut-turut. Nilai tukar peso bergerak di kisaran 49,074 per dolar AS pada pukul 10.45 waktu setempat.

Presiden Rodrigo Duterte menerapkan kebijakan lockdown dan menutup hampir seluruh bisnis serta menyetop transportasi publik dari Maret hingga Mei.

Kenaikan infeksi Covid-19 membuat pemerintah negara tersebut memutuskan kembali menutup Manila dan sekitarnya. Angka kasus Covid-19 di Filipina meningkat enam kali lipat sejak lockdown dilonggarkan pada Juni lalu.

Berikut ini adalah angka-angka indikator PDB Filipina pada kuartal II/2020:

- Konsumsi rumah tangga turun 15,5%
- Manufaktur turun 22,9%
- Jasa turun 15,8%
- Belanja pemerintah naik 22,1%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper