Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Covid-19 Meningkat, Negara Bagian Victoria akan Perketat Lockdown

Perdana Menteri Victoria Dan Andrews akan mengumumkan bahwa ibu kota Victoria, Melbourne, melakukan kebijakan lockdown seperti Selandia Baru.
Petugas medis di Victoria yang sedang mengenakan APD/Bloomberg
Petugas medis di Victoria yang sedang mengenakan APD/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Negara bagian terpadat kedua di Australia, Victoria, berencana memperketat langkah lockdown menyusul peningkatan penyebaran virus corona.

Rencana tersebut dikabarkan oleh media setempat pada Minggu (2/8/2020). Pemerintah setempat berencana mengumumkan pengetatan tersebut di hari yang sama.

Dilansir Bloomberg dari Sky News, Perdana Menteri Victoria Dan Andrews akan mengumumkan bahwa ibu kota Victoria, Melbourne, melakukan kebijakan lockdown seperti Selandia Baru.

Kebijakan ini akan menutup sebagian besar bisnis kecuali layanan penting dan mematikan sebagian besar jaringan transportasi umum kota

Sementara itu, surat kabar The Age mengatakan pembatasan ketat akan diberlakukan selama enam pekan dan dimulai pada Rabu. Sementara itu, negara bagian lainnya akan menerapkan perintah tinggal di rumah yang saat ini diberlakukan di Melbourne.

Meskipun lockdown telah berlangsung hampir tiga pekan, kurva infeksi di Victoria belum merata. PM Andrews pada hari Sabtu mengumumkan 397 infeksi virus corona baru, dan menyatakan keprihatinan mendalam mengenai kasus yang tidak dapat ditelusuri.

Kasus Covid-19 di Victoria telah melonjak pada bulan lalu menjadi jauh lebih tinggi dibandingkan saat gelombang awal melnda Australia. Jumlah pasien rawat inap rumah sakit maupun di unit perawatan intensif juga meningkat tajam.

Dalam interview di Sky News pada hari Minggu, Menteri Pendidikan Dan Tehan mengatakan pemerintah federal akan "benar-benar" mendukung negara bagian jika memberlakukan lockdown yang lebih kuat.

"Kami akan terus menawarkan dukungan sebanyak yang kami bisa. Mengendalikan wabah tersebut merupakan kepentingan nasional, kita harus menyelesaikannya,” ungkap Tehan.

"Tidak ada pertanyaan, ini adalah masa yang sangat sulit di Victoria,” lanjutnya, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper