Bisnis.com, JAKARTA — Biasanya, 2-3 bulan sebelum Iduladha Samiur Rahman sudah bisa mengumpulkan duit untuk bertahan hidup sampai akhir tahun. Tetapi, tahun ini, alih-alih punya dompet tebal, untuk bertahan hidup pun sopir taksi asal Arab Saudi itu kebingungan.
Pemerintah Arab Saudi memang jadi melaksanakan prosesi haji tahun ini. Namun, pembatasan jumlah jamaah terkait upaya memutus pandemi Covid-19, menimbulkan efek domino terhadap aktivitas ekonomi para pedagang dan sopir taksi di kerajaan itu.
Bagaimana tidak, tahun ini ibadah tahunan itu cuma diikuti 10.000 orang, jauh ketimbang angka 2 juta peserta pada tahun-tahun sebelumnya. Jumlah 10.000 peserta itu pun seluruhnya warga yang tinggal di Arab Saudi, termasuk Warga Negara Asing (WNA), sesuai ketentuan pemerintah.
Bagi Rahman, seperti disampaikan kepada BBC, di sinilah letak permasalahannya. Warga lokal cenderung tidak membelanjakan uangnya jor-joran untuk membeli oleh-oleh apalagi berkeliling kota dengan transportasi umum. Perputaran uang pun akhirnya berjalan tak sesuai harapan.
Sajjad Malik, juragan pool taksi tempat Rahman bekerja, mengakui nasib buntung bukan cuma dialami 1-2 orang. Hampir semua sopirnya mengeluhkan penurunan pendapatan, dan minimnya pemasukan bikin kelangsungan bisnis Malik pun turut terancam.
“Sopir-sopir saya saat ini kesulitan mencari makan dan mereka terpaksa harus tidur 4-5 orang di satu ruangan yang didesain cuma buat 2 penghuni,” tuturnya seperti diwartakan BBC, Rabu (29/7/2020).