Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usulan Trump Mental, Jerman Tak Sudi Rusia Kembali Masuk G7

Upaya Trump memfasilitasi Rusia agar bisa kembali masuk dalam kelompok 7 negara kandas oleh sikap Jerman.
Kanselir Jerman Angela Merkel berbicara kepada Presiden AS Donald Trump dalam pertemuan G7 hari kedua di La Malbaie, Quebec, Kanada, Sabtu (9/6/2018)./Jesco Denzel via Reuters
Kanselir Jerman Angela Merkel berbicara kepada Presiden AS Donald Trump dalam pertemuan G7 hari kedua di La Malbaie, Quebec, Kanada, Sabtu (9/6/2018)./Jesco Denzel via Reuters

Bisnis.com, BERLIN - Presiden AS Donald Trump mental di depan sikap keras hati Jerman soal anggota kelompok tujuh negara dengan ekonomi paling maju atau G7.

Semula Trump berharap Rusia bisa kembali masuk ke dalam G7, namun Jerman bersikap sebaliknya.

Jerman menolak usul Trump untuk mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin kembali ke kelompok tujuh negara dengan ekonomi paling maju (G7) tersebut.

Penolakan Jerman disampaikan Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas seperti terungkap dalam wawancara Maas dengan surat kabar Rheinische Post, Senin (27/7/2020).

Trump pada Juni mengangkat prospek untuk kembali memperluas keanggotaan G7 dengan memasukkan Rusia, yang dikeluarkan dari kelompok itu pada 2014 terkait pencaplokan wilayah Krimea di Ukraina oleh Moskow.

Maas mengatakan kepada Rheinishce Post bahwa ia tidak melihat ada peluang untuk membiarkan Rusia masuk kembali menjadi anggota G7. Alasan penolakan karena tidak ada kemajuan berarti dalam penyelesaian konflik di Krimea serta di Ukraina timur.

Rusia sendiri mungkin bisa menjadi penyumbang terbesar dengan menjadi bagian dari G7 lagi dengan berkontribusi pada penyelesaian damai dalam konflik Ukraina, kata Maas.

Rusia masih menjadi anggota G20, kelompok lebih luas yang mencakup negara-negara dengan ekonomi menuju maju.

"G7 dan G20 adalah dua format yang dikoordinasikan secara bijaksana. Kita tidak lagi perlu G11 atau G12," kata Maas.

Ia merujuk pernyataannya itu pada usul Trump untuk tidak hanya mengundang Rusia, tetapi juga negara-negara lain, ke pertemuan G7.

Maas menggambarkan hubungan dengan Rusia sebagai ikatan "yang saat ini sulit" pada banyak bidang.

"Tapi kita juga tahu bahwa kita butuh Rusia untuk menyelesaikan konflik-konflik, seperti di Suriah, Libya, dan Ukraina. Upaya itu tidak akan berhasil dengan menolak Rusia, hanya bisa dengan memasukkan Rusia," ujarnya.

Jerman, yang mulai 1 Juli mengambil alih jabatan sebagai ketua Uni Eropa, posisi yang digilir setiap enam bulan, telah mengambil peranan sebagai penengah konflik Libya, juga Ukraina.

"Tapi, Rusia juga harus memberikan kontribusinya, yang sangat lambat di Ukraina," kritik Maas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper