Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembukaan Masjid Hagia Sophia Jadi Kebangkitan Islam di Turki?

Hagia Sophia menjadi episentrum keilmuan daulah (negara) Utsmaniyah yang didatangi oleh orang dari berbagai negara.
Hagia Sophia di Istanbul, Turki./Antara/Nanien Yuniar
Hagia Sophia di Istanbul, Turki./Antara/Nanien Yuniar

Bisnis.com, JAKARTA - Pembukaan kembali Hagia Sophia sebagai masjid dinilai akan menjadi kebangkitan Islam di Turki. Pada saat yang sama, hal ini dikhawatirkan memicu Islamophobia.

Pizaro Gozali Idrus, Jurnalis Kantor Berita Turki Anadolu Agency mengatakan pelaksanaan salat Jumat pertama di masjid Hagia Sophia pada Jumat (24/7/2020) menjadi magnet dunia internasional.

Proses pengembalian Hagia Sophia menjadi masjid merupakan proses yang panjang. Menurutnya Hagia Sophia bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga mengandung aspek historis dan kultural.

Pizaro mengutip sebuah hasil riset yang dilakukan oleh sejarawan barat  Richard Winston pada 2017, Hagia Sophia menjadi episentrum keilmuan daulah (negara) Utsmaniyah yang didatangi oleh orang dari berbagai negara.

"Sejarah ini yang memantik magnet emosional bangsa Turki dan masyarakat muslim tentang kembalinya Hagia Sophia," jelasnya dalam webinar Hagia Sophia dan Langkah Geopolitik Turki, Senin (27/7/2020).

Dalam kesempatan yang sama, President Hayrat Foundation untuk Indonesia Cemal Sahin mengatakan pada dasarnya masyarakat Turki mendukung pembukaan kembali Hagia Sophia sebagai masjid. 

Namun, sekitar 10 - 14 persen kalangan partai sekuler atau Partai Rakyat Republik (CHP) terutama dari partai khawatir hal ini akan mengembalikan pemberlakuan hukum syariat Islam di Turki.

"Pembukaaan ini artinya mengkritik Mustafa Kemal Ataturk. Islamophobia di Turki masih kuat, khususnya dari partai, langkah ini sangat berani," katanya.

Dia mengatakan sekulerisme telah menjadi dasar konstitusi Turki sejak kepemimpinan Ataturk. Pembubaran Utsmaniyah sebagai kesultanan yang menaklukan Konstantinopel diikuti dengan berbagai penghapusan syariat Islam secara perlahan di Turki. 

Hal itu diawali dengan penggunaan huruf latin untuk penulisan bahasa Turki, menggantikan tulisan Arab. 

Selain itu, seruan adzan yang diubah menjadi bahasa Turki dan penghentian organisasi masyarakat Islam serta kegiatan berbau Islam lainnya. Bahkan, pada 1933-1950 masyarakat Turki dilarang pergi haji.

"1934 semua masjid sudah tutup, masyarakat sudah putus [keterikatan] dari masjid, maka Hagia Sophia sudah siap ditutup. Maka pembukaan kembali ini berarti kebangkitan Islam," ujarnya.

Hagia Sophia diubah menjadi museum pada 1934. Dulunya, Hagia Sophia adalah gereja yang dibangun oleh selama 916 tahun hingga jatuhnya Konstantinopel oleh Kesultanan Utsmaniyah. 

Salah satu destinasi wisata di Turki ini lalu menjadi masjid sejak 1453 - 1934. Namun, pada 10 Juli 2020, Presiden Erdogan mengumumkan pengembalian status masjid bagi Hagia Sophia setelah pengadilan memutuskan bahwa status sebagai museum adalah ilegal.

Pada Jumat (24/7/2020) menjadi hari yang bersejarah bagi masyarakat Turki dengan pelaksanaan salat Jumat pertamanya setelah 86 tahun menjadi museum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper