Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilkada Solo 2020: Gibran Bakal Menang di Kandang Banteng, dan Kampung Jokowi

Pakar hukum tata negara Refly Harun memprediksi Gibran dan calo wakilnya Teguh Prakosa, jadi calon tunggal di Pilkada Serentak 2020 ini. Hal tersebut memperlihatkan bahwa politik Indonesia masih kental dengan feodalisme.
SIAPA BERANI LAWAN GIBRAN???
SIAPA BERANI LAWAN GIBRAN???

Bisnis.com, JAKARTA – Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi,  akan maju menjadi calon wali kota di Pilkada Solo 2020.

Pakar hukum tata negara Refly Harun memprediksi Gibran dan calo wakilnya Teguh Prakosa, jadi calon tunggal di Pilkada Serentak 2020 ini.

Hal tersebut, ujar Refly, memperlihatkan bahwa politik Indonesia masih kental dengan feodalisme.

Refly menyebut bahwa di Solo, semua partai yang memiliki kursi di DPRD Solo, kecuali PKS, sudah memberikan dukungan kepada Gibran, yang diusung PDIP.

“DPRD Solo ada 45 kursi, 30 diborong PDIP, PKS 5 kursi, Gerindra, Golkar, dan PAN masing-masing 3 kursi, dan PSI 1 kursi. Sementara itu, syarat untuk mengajukan pencalonan adalah 9 kursi atau 20 persen dari total kursi. Tanpa berkoalisi dengan partai lain membuat Gibran dan pasangannya, Teguh Prakosa, berpotensi menjadi calon tunggal di Pilwalkot Solo,” kata Refly melalui video yang diunggah di Youtube, Selasa (21/7/2020).

Seluruh partai yang ada memberikan dukungan, baik atas dasar potensi menangnya yang terus naik, ketenarannya, dan elektabilitasnya. Ada pula yang memang mendapat arahan dari pimpinan partai, seperti Gerindra.

“Politik itu tidak ada kawan dan lawan yang abadi, yang ada hanya kepentingan yang abadi,” tambah Refly.

gibran jokowi
gibran jokowi

Bakal calon Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka memberikan keterangan kepada Wartawan saat berada di kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (17/7/2020). Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa resmi mendapat rekomendasi PDI Perjuangan untuk maju sebagai bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo pada Pilkada serentak Desember mendatang. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Kampung Jokowi

Tapi ada juga yang memilih karena Gibran mencalonkan diri di kampungnya Jokowi dan di Solo juga merupakan ‘kandang banteng’ seperti yang dilakukan oleh PAN.

“Menurut saya siapa saja yang melawan klan Jokowi di Solo akan kalah, karena ada Jokowi’ effect dan PDIP karena di situ jadi kandang Banteng,” kata dia.

Selain itu, partai seperti PSI juga memberikan dukungan murni karena merasa Gibran memenuhi kriteria sebagai calon wali kota, mandiri, dan sukses dalam membangun bisnis.

Sementara itu, PKS yang tidak memberikan dukungan masih wait and see dan akan mengikuti suara umat.

“Jadi umat ini nanti yang akan menentukan ke mana jalannya. Kalau semua partai dukung Gibran, ya PKS otomatis akan dukung Gibran juga, kalau maksudnya umat itu suara rakyat maka semuanya mencalonkan Gibran. Ini menurut saya paradoks dari kontestasi elektoral kita,” ungkapnya.

Pencalonan Gibran ini juga seperti mengulang pemilihan Presiden Soeharto, di mana calonnya selalu hanya satu di setiap sidang umum MPR mulai dari tahun 1973 – 1998, dan akhirnya mengundurkan diri juga dengan mekanisme calon tunggal.

gibran dan teguh
gibran dan teguh

Bakal calon Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka (kiri) dan bakal calon Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa (kanan) memberikan keterangan kepada Wartawan saat berada di kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (17/7/2020). Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa resmi mendapat rekomendasi PDI Perjuangan untuk maju sebagai bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo pada Pilkada serentak Desember mendatang. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Parpol Lain Malas Ajukan Calon

Adapun, yang menarik juga karena partai lain seolah sudah malas, tidak mau ikut kontestasi, dan menyerah.

 “Saya pribadi ingin lihat ada orang yang menang tanpa candidacy buying atau vote buying atau money politic secara umum, karena kalau sudah melakukan itu, bisa enggak kita berharap dia jadi pemimpin yang amanah. Karena awalnya kita melakukan kontestasi elektoral langsung seperti ini maksudnya agar muncul pemimpin yang amanah,” ujarnya.

Menurutnya, kandidasi Gibran makin menunjukkan masih besar feodalisme dalam politik Indonesia, di mana rakyat masih melihat seseorang dari hubungan perklanan atau keturunan antara dengan ayahnya, dengan ibunya, atau dengan kerabat lainnya dan tidak melihat individunya.

“Saya tidak boleh men-judge Gibran tidak tahu soal politik, karena selama ini juga berkecimpung di dunia bisnis. Kita doakan saja jika terpilih semoga dia menjadi pemimpin sesungguhnya yang amanah, yang berusaha mewujudkan masyarakat yang adil makmur paling tidak di Solo,” tambah Refly.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper