Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DKI Jakarta Harus Tunda Pembukaan Bioskop, Ini Alasan FK UI

Salah satu alasan Fakultas Kedoktera Universitas Indonesia adalah bioskop pada umumnya berupa ruang tertutup tanpa ventilasi dengan pendingin udara.
Ilustrasi - Beberapa film Indonesia diputar di salah satu gedung bisokop utama di Kota Ningbo, Provinsi Zhejiang, China, dalam Festival Mikrofilm Internasional pada 2018./Antara/M. Irfan Ilmie
Ilustrasi - Beberapa film Indonesia diputar di salah satu gedung bisokop utama di Kota Ningbo, Provinsi Zhejiang, China, dalam Festival Mikrofilm Internasional pada 2018./Antara/M. Irfan Ilmie

Bisnis.com, JAKARTA - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) meminta pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunda pembukaan bioskop selama pandemi Covid-19 masih meluas. Kampus itu memberikan beberapa alasan yang dapat menjadi pertimbangan bagi Gubernur Anies Baswedan.

Dekan FKUI Prof. Ari Fahrial Syam mengatakan permintaan tersebut telah melalui pelbagai pertimbangan dari pakar lintas bidang ilmu di kampus tersebut.

"Beberapa pakar lintas bidang ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia telah melakukan diskusi dan meminta Pemerintah DKI untuk menunda pembukaan bioskop sampai dengan waktu yang belum dapat ditetapkan," katanya melalui pernyataan resmi, Senin (20/7/2020).

Menurutnya, beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan Pemprov DKI Jakarta terkait tanggung jawab masyarakat menjalankan protokol kesehatan seperti masker, menjaga jarak dan mencuci tangan masih kurang.

FKUI menilai peningkatan jumlah kasus di DKI saat masa transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) terjadi akibat dua faktor. Pertama, karena adanya penemuan kasus aktif atau active case finding. Kedua, adanya faktor masyarakat yang abai menerapkan protokol kesehatan.

Selain itu, berdasarkan scientific brief yang diterbitkan oleh WHO pada 9 Juli 2020, dinyatakan bahwa penyebaran atau transmisi SARS CoV2 atau virus penyebab Covid-19 kemungkinan dapat terjadi melalui droplet, airborne, kontak langsung, kontak tidak langsung, fecal oral, darah, ibu ke anak, dan hewan ke manusia.

"Dalam hal ini ditekankan penyebaran melalui airborne [udara], yang merupakan pernyataan WHO yang belum pernah disampaikan sebelumnya," ujarnya.

Lebih lanjut, transmisi udara ini adalah penyebar SARS Cov2, penyebab Covid-19, melalui aerosol yang dapat menginfeksi meskipun terbawa angin dalam jarak jauh.

Beberapa data hasil penelitian membuktikan bahwa aerosol yang mengandung virus dapat terbentuk dari droplet atau percikan liur yang mengalami penguapan ataupun ketika seseorang berbicara dan bernapas.

Aerosol kemudian dihirup oleh seseorang yang peka dengan dosis infeksi yang sampai saat ini belum diketahui. Namun, SARS CoV2 dapat bertahan dalam keadaan hidup pada aerosol selama 3-16 jam tergantung suhu, kelembaban dan kepadatan orang.

"Penemuan ini didukung dengan adanya laporan beberapa klaster Covid-19 yang berhubungan dengan berkumpulnya sekelompok orang di dalam ruang tertutup, misalnya pada kegiatan paduan suara, restoran, dan fitness."

Beberapa poin tersebut diharap menjadi pertimbangan Pemprov DKI menunda pembukaan bioskop. Apalagi gedung bioskop pada umumnya adalah ruangan tertutup tanpa ventilasi dengan pendingin udara yang bersikulasi di dalam ruangan. Kondisi ini berpengaruh pada minimnya pergantian udara dalam ruangan.

"Ruangan tertutup tersebut juga merupakan ruangan dengan ventilasi yang tidak optimal dan kegiatan atau pertemuan dalam waktu yang relatif lama," terangnya.

Dia menjelaskan, apabila satu orang pengunjung saja tanpa gejala tapi mengandung SARS CoV berada di ruangan itu, maka akan berpotensi menjadi sumber penyebaran virus kepada pengunjung lainnya.

"Durasi film yang minimal 1,5 jam akan meningkatkan waktu paparan dan meningkatkan jumlah partikel aerosol yang terhirup," kata Ari.

Sementara itu, data yang harus dipertimbangkan Pemprov lainnya adalah kondisi seseorang yang tampak sehat atau tanpa keluhan tidak menjamin bebas dari SARS CoV. Orang tanpa gejala inilah yang bisa menjadi sumber penularan di komunitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper