Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intrik Politik Erdogan di Balik Masjid Hagia Sophia

Presiden Turki Erdogan akhirnya mencapai keinginannya sejak lama untuk mengubah fungsi Museum Hagia Sophia menjadi masjid
Hagia Sophia di Istanbul, Turki./Antara/Pixabay
Hagia Sophia di Istanbul, Turki./Antara/Pixabay

Bisnis.com, JAKARTA— Berubahnya fungsi Museum Hagia Sophia menjadi masjid menyisakan intrik politik Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Dikutip dari Bloomberg, Sabtu (11/7/2020), Direktur Program Riset Turki di Washington Institute for Near East Policy, Soner Cagaptay mengatakan langkah Erdogan tak akan berpengaruh banyak terhadap penerimaan masyarakat terhadapnya.  

“Bahkan bila pengubahan Hagia Sophia akan menaikkan angka penerimaannya beberapa poin, kenaikannya tak akan berlangsung lama,” katanya.

Menurutnya, popularitas Turki yang digenggam sebelumnya tak akan bisia dikembalikan. Pasalnya, negara yang sebagian besar negaranya berada di Asia itu telah dikenal dunia internasional sebagai negara yang terbuka.

“Masyarakat dengan mayoritas muslim damai dengan warisan Kristen,” katanya.

Erdogan menginginkan konsolidasi dukungan di antara para pemilih yang cenderung nasionalis yang tengah digaet oleh partai pesaing baru. Dia pun menginginkan pertumbuhan kekuatan pemilih muslimnya setelah mengintervensi di Suriah dan mengubah perang Libya serta turut serta dalam perebutan aset energi di Timur Tengah.

Namun, kelemahannya tak bisa tertutupi. Partainya yang berkuasa, AK Party kehilangan kendali di Istanbul dan Ankara pada pemilu tahun lalu. Sejak saat itu, suksesi ekonomi di tangan Erdogan merosot dan yang terbaru juga terdampak virus corona.

Ternyata di tengah masalah itu, Erdogan kukuh menolak oposisi pengubahan status Hagia Sophia mulai dari Washington hingga Yunani yang memintanya untuk menjaga agar situs warisan dunia itu tetap difungsikan sebagai museum. Bangunan tersebut membawa signifikansi bagi warga Yunani yang melihatnya sebagai monumen Kristen yang paling penting dan peninggalan tradisi orthodox di era Kerajaan Byzantine.

Dalam keterangannya, UNESCO meminta agar pemerintah Turki melakukan dialog sebelum membuat keputusan yang berdampak pada nilai universal situs tersebut. Kendati demikian, pemerintah tetap pada keputusannya dan menyebut bahwa pengunjung masih bisa mengunjungi bangunan tersebut sama seperti Masjid Biru di Istanbul,Turki.

Adapun, status Hagia Sophia memang terus berubah. 500 tahun setelah penaklukan Istanbul, Hagia Sophia merupakan masjid. Namun, pada 1934 bangunan tersebut lantas membuat bangunan tersebut menjadi museum atas izin Mustafa Kemal Ataturk, pendiri republik modern dan sekuler.

Erdogan, menghabiskan empat bulannya di penjara pada 1999 karena menghasut kebencian religius setelah membacakan puisi dalam demonstrasi. Puisi tersebut berisi bahwa masjid adalah barak, kubah adalah helm, menara adalah bayonet dan kesetiaan tentaranya.

Ratusan muslim pendukung pengubahan status bangunan itu menguarakan tuhan maha besar karena pengadilan merilis status terbaru Hagia Sophia yang pada era Byzantine merupakan katedral. Dalam dua jam, Erdogan merilis surat keputusan tentang perubahan status itu dan menyerahkan pengelolaannya ke direktorat keagamaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper