Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Kenya Tunda Pembukaan Sekolah Hingga Januari 2021

Penundaan pembukaan kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan upaya pemerintah menyelaraskan kondisi sektor pendidikan dengan upaya di sektor kesehatan.
Ilustrasi sekolah di Kenya. Istimewa
Ilustrasi sekolah di Kenya. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Kenya resmi mengumumkan penundaan terhadap rencana mereka untuk membuka kembali kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah pada September 2020. Rencana tersebut, kata Sekretaris Negara Bidang Pendidikan George Magoha bakal ditunda setidaknya sampai Januari 2021.

"Sisa kalender pendidikan tahun ini, karena Covid-19, anggap saja hilang. Para murid akan tetap belajar di rumah untuk bersiap-siap melakukan ujian [secara fisik] yang akan digelar tahun depan," papar Magoha dikutip dari Bloomberg, Selasa (7/7/2020).

Penundaan ini merupakan upaya pemerintah menyelaraskan langkah di bidang pendidikan dengan kebijakan di bidang kesehatan.

Pemerintah berkata bahwa sejauh ini mereka telah melakukan tes terhadap 200.000 orang dengan 8 persen di antaranya teridentifikasi positif Covid-19.

Jangkauan tersebut masih tergolong kecil bila menimbang jumlah penduduk Kenya telah menyentuh 51 juta jiwa. Oleh sebab itu, pemerintah berjanji bakal terus meningkatkan kemampuan tes massal di berbagai fasilitas kesehatan.

Bila mengacu data Johns Hopkins University per Selasa (7/7) sore, kasus terkonfirmasi di negara tersebut berada di angka 8.067, dengan 2.414 di antaranya telah sembuh dan 164 orang meninggal.

Dalam keterangan pers Senin (6/7), Presiden Kenya Uhuru Kenyatta sempat mengatakan bahwa sektor pendidikan adalah salah satu yang paling vital di negerinya. Untuk itu, pihaknya akan berhati-hati mengambil kebijakan kendati pemerintah telah membuka penerbangan domestik untuk sejumlah rute per pekan ini.

Dalam kesempatan yang sama, Kenyatta juga sempat mengatakan bahwa penerbangan internasional di Kenya ditargetkan bisa beroperasi mulai 1 Agustus 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hafiyyan
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper