Bisnis.com, JAKARTA — Salman Rushdie berusaha menahan luapan emosinya, tetapi gagal. Dia tak bisa menyembunyikan kekesalannya pada Azis Nesin, aktivis sayap kiri yang pada 1 Juli 1993 mencatut potongan tulisan dari novelnya, The Satanic Verses alias Ayat-ayat Setan, untuk melakukan propaganda yang dianggap merendahkan Islam lewat surat kabar Turki, Aydinlik.
“Saya menganggap surat kabarnya telah membajak hak cipta saya dan tentu saja saya mengecam kekerasan yang diakibatkannya. Saya tidak terlibat dalam aksi Nesin,” kata Rushdie dalam sebuah wawancara kepada BBC, 3 Juli 1993.