Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uni Eropa Anggap Amerika Serikat Bukan Negara 'Aman'

Sejumlah negara masuk dalam daftar aman dan warganya bisa mengungjungi kawasan Uni Eropa, Amerika Serikat tak termasuk di dalamnya.
Sejumlah negara masuk dalam daftar aman dan warganya bisa mengungjungi kawasan Uni Eropa, Amerika Serikat tak termasuk di dalamnya./Ilustrasi
Sejumlah negara masuk dalam daftar aman dan warganya bisa mengungjungi kawasan Uni Eropa, Amerika Serikat tak termasuk di dalamnya./Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat dianggap Uni Eropa bukan negara yang 'aman', sehingga warga AS tidak bisa memasuki kawasan benua biru tersebut.

Amerika Serikat  termasuk negara yang dikecualikan dari daftar negara "aman" yang diizinkan memasuki negara-negara anggota Uni Eropa mulai 1 Juli.

Pada Selasa (30/6), blok beranggotakan 27 negara ini memberikan persetujuan untuk liburan atau perjalanan bisnis dari 14 negara di luar perbatasannya.

Dewan Uni Eropa, yang mewakili pemerintah Uni Eropa, dalam sebuah pernyataan, menyebut negara-negara tersebut adalah Aljazair, Australia, Kanada, Georgia, Jepang, Montenegro, Maroko, Selandia Baru, Rwanda, Serbia, Korea Selatan, Thailand, Tunisia, dan Uruguay.

China juga telah disetujui sementara, meskipun perjalanan hanya akan terbuka jika otoritas China juga mengizinkan pengunjung Uni Eropa. Timbal balik adalah syarat agar China masuk dalam daftar negara aman.

Rusia, Brazil, dan Turki, bersama dengan Amerika Serikat, termasuk di antara negara-negara yang pencegahan virus Corona mereka  dianggap lebih buruk daripada rata-rata Uni Eropa.

Dengan demikian, negara-negara tersebut harus menunggu setidaknya dua minggu untuk persetujuan. Uni Eropa akan melakukan tinjauan setiap dua minggu.

Langkah ini bertujuan mendukung industri perjalanan Uni Eropa dan tujuan wisata, khususnya negara-negara di Eropa Selatan yang paling terpukul oleh pandemi Covid-19.

Upaya ini berfungsi sebagai rekomendasi untuk anggota Uni Eropa agar dapat menetapkan batasan bagi pengunjung yang masuk dari 14 negara tersebut.

Beberapa jam setelah pengumuman Uni Eropa, Italia, yang memiliki angka kematian Covid tertinggi di dunia, mengatakan akan memilih dan tetap menerapkan pembatasan karantina untuk semua negara yang bukan bagian dari wilayah Schengen.

"Situasi global masih sangat kompleks. Kita tidak ingin apa yang dilakukan Italia berakhir sia-sia," kata Menteri Kesehatan Italia Roberto Speranza.

Kanada juga mengatakan akan memperpanjang kebijakan karantina bagi para pelancong sampai akhir Agustus dan larangan bepergian bagi sebagian besar orang asing hingga akhir Juli.

Upaya Uni Eropa untuk membuka kembali perbatasan internal, khususnya di dalam wilayah Schengen yang beranggotakan 26 negara, tidak merata karena beberapa negara membatasi akses bagi pengunjung tertentu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper