Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RSUP Persahabatan Mulai Gunakan Terapi Plasma Darah untuk Obati Pasien Covid-19

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan telah menerima sejumlah pendonor yang bersedia menyumbangkan plasma darahnya untuk pengobatan pasien Covod-19.
Uji terapi plasma darah untuk pasien Covid-19. JIBI/Bisnis-Nancy Junita
Uji terapi plasma darah untuk pasien Covid-19. JIBI/Bisnis-Nancy Junita

Bisnis.com, JAKARTA — Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Erlina Burhan menuturkan pihaknya tengah berupaya menerapkan terapi plasma convalescent bagi pasien positif Covid-19 sebagai salah satu alternatif perawatan.

“Proposalnya sudah lulus uji etik dan kita juga sudah mengumumkan kepada pasien-pasien sembuh, jika ada yang secara sukarela ingin menyumbangkan plasma mereka,” kata Erlina saat memberi keterangan pers secara daring di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jumat (26/6/2020).

Erlina mengklaim pihaknya telah menerima sejumlah pendonor yang bersedia menyumbangkan plasma darahnya. “Sekarang kami sudah dapatkan beberapa pendonor, jika match, plasma darah tersebut akan segera kami berikan,” ujarnya.

Ihwal praktik plasma convalescent, dia menerangkan, sejauh ini sudah terdapat tiga rumah sakit di Indonesia yang mengambil terapi tersebut sebagai alternatif perawatan. Ketiga rumah sakit itu, dia mengatakan, meliputi RSPAD Gatot Soebroto, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan RSUP Persahabatan.

Konsorsium Covid-19 tengah mempersiapkan uji klinis serum pasien positif Covid-19 yang sembuh untuk digunakan sebagai obat alternatif selain Avigan bagi perawatan pasien terkait dengan Covid-19.

“Kami sudah dua Minggu ini mempersiapkan untuk menggunakan serum pasien positif yang sembuh ke dalam uji klinis. Biasanya bukan mengganti obat Avigan, tetapi dipakai secara bersama-sama,” kata Ketua Konsorsium Covid-19 Ali Ghuron Mukti melalui pesan tertulis kepada Bisnis, Jakarta, pada Jumat (24/4/2020).

Dia menerangkan serum pasien yang sembuh itu mengandung antibodi yang spesifik terhadap virus Corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Ihwal antibodi itu, dia menjelaskan, puncaknya terbentuk di tubuh pasien yang sembuh pada hari ke-21 sampai dengan 28.

“Biasanya puncak antibodi di tubuh pasien sembuh terbentuk di hari ke-21 sampai 28,” ujarnya.

Dia menuturkan langkah itu pertama kali dipraktikan oleh seorang profesor di John Hopkins lalu mendapatkan izin terbatas dari Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat. Lantas, dia melanjutkan, banyak rumah sakit di Amerika Serikat mulai menggunakannya.

“Di Indonesia sendiri, RSPAD Gatot Subroto sudah mulai untuk menerapkannya,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper