Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Turun, Moodys Kembali Pangkas Peringkat Utang Oman

Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (24/6/2020), Moody’s menurunkan peringkat utang Oman menjadi Ba3 dan merevisi outlooknya menjadi negatif.
Tanker pengangkut minyak./Bloomberg
Tanker pengangkut minyak./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Moody’s Investors Service kembali menurunkan rating utang Oman untuk kedua kalinya dalam setahun seiring dengan penurunan harga minyak mentah yang mengancam penerimaan negara di kawasan Timur Tengah tersebut.

Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (24/6/2020), Moody’s menurunkan peringkat utang Oman menjadi Ba3 dan merevisi outlook menjadi negatif. Peringkat yang diberikan Moody’s kepada Oman kini setara dengan rating yang diberikan oleh S&P Global Ratings dan setingkat dibawah penilaian yang diberikan Fitch Ratings.

Berdasarkan laporan Moodys, kekuatan fiskal Oman pada tahun ini diperkirakan akan melemah seiring dengan kondisi harga minyak dunia yang rendah. Hal tersebut akan menimbulkan beban tambahan pada keuangan negara.

“Penurunan peringkat ini adalah dampak dari penurunan harga minyak. Pemerintah Oman kemungkinan tidak dapat mengimbangi penurunan pendapatan dari sektor ini atau menghindari penurunan utang serta hilangnya bantalan fiskal dan cadangan devisa negara,” demikian kutipan laporan Moodys.

Penerimaan Oman dari sektor perminyakan dan gas diperkirakan akan terkontraksi ebih dari 12 persen pada tahun 2020. Moodys juga memproyeksikan defisit anggaran Oman akan melebar ke angka 19 persen pada tahun ini berbanding dengan 7,6 persen pada 2019.

Lebih lanjut, Moodys juga telah merevisi asumsi harga minyak Brent untuk tahun 2020 ke level US$35 per barel dan US$45 per barel untuk tahun 2021.

Laporan tersebut juga menyebutkan, Oman masih memiliki akses fiskal yang likuid dan cadangan devisa. Selain itu, untuk memperlambat penurunan neraca perdagangan, Oman dapat melakukan peningkatan konsumsi dan kebijakan pembelanjaan yang optimal.

Sebagai salah satu negara pengekspor minyak terbesar yang tidak tergabung dalam OPEC, Oman dipandang sebagai salah satu negara yang perekonomiannya paling terancam bahkan sebelum terjadinya krisis.

Pada tahun ini, pemerintah Oman telah memangkas anggaran belanjanya dan telah mengumumkan paket bantuan likuditas untuk meringankan dampak ekonomi akibat pandemi virus Corona. Selain itu, Oman juga tengah membicarakan kemungkinan bantuan dari negara tetangga yang lebih kaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper