Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luckin Coffee, Pesaing Starbucks, Akan Copot Direksi

Pesaing berat Starbucks di China itu akan mengadakan rapat umum luar biasa pada 5 Juli 2020. 
Kustomer memasuki gerai Luckin Coffee di Beijing./Gilles Sabrie-Bloomberg
Kustomer memasuki gerai Luckin Coffee di Beijing./Gilles Sabrie-Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Luckin Coffee Inc., pesaing berat Starbucks di China, akan mengadakan rapat umum luar biasa pada 5 Juli 2020. Agenda RUPSLB adalah pemungutan suara terkait resolusi pencopotan direktur, termasuk Charles Lu.

Dikutip dari Bloomberg, Sabtu (20/6/2020), RUPSLB juga termasuk resolusi penghapusan Sean Shao sebagai Direktur Independen.Shao juga merupakan bagian dari komite audit dewan dan komite khusus.

Pada RUPSLB, pemegang saham Luckin Coffee juga akan memberikan suara pada penunjukan dua direktur independen.

Sebagai informasi, Tianruo Pu, seorang direktur independen di Luckin Coffee, baru-baru ini mengundurkan diri dari dewan, dengan alasan pribadi.

Startup asal China yang disebut-sebut jadi penantang dominasi Starbucks ini dilaporkan terlibat skandal pemalsuan data penjualan hingga miliaran yuan. Skandal tersebut melibatkan Direktur Operasional perusahaan Jian Liu pada 2019.

Mengutip  pernyataan resmi di website Luckin Coffee, 2 April lalu, perusahaan telah mengumumkan formasi komite khusus terkait hasil investigasi internal terhadap laporan finansial tahun fiskal yang berakhir 31 Desember 2019.

Komite Khusus terdiri atas  tiga direktur independen yaitu Sean Shao, Tianruo Pu dan Wai Yuen Chong. Shao menjabat sebagai ketuanya.

Namun, dalam perkembangannya, Pu mengundurkan diri dari perusahaan.

Luckin Coffee, yang didirikan Oktober 2017, menggunakan pendekatan on demand coffee. Dengan begitu, Luckin Coffee lebih efisien karena menjadikan gerai sebagai dapurnya. Selain itu, Luckin Coffee bisa menjangkau konsumen lebih luas lewat teknologi aplikasi.

Persaingan antara Starbucks China dengan Luckin Coffee tidak hanya terjadi di lapangan jual-beli kopi. Mereka pun bersaing di bursa saham Amerika Serikat saat resmi melantai di Wall Street pada Mei 2019.

Pada 15 Mei 2020, perusahaan mengumumkan telah menerima pemberitahuan tertulis delisting dari Bursa Nasdaq dan merencanakan dengar pendapat ketika itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Agne Yasa
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper