Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PM Inggris Boris Johnson Umumkan Paket US$1,2 Miliar untuk Anak Sekolah

Johnson mengumumkan paket senilai US$1,2 miliar atau sekitar 1 miliar pound sterling untuk membantu anak-anak Inggris mengejar ketertinggalan mereka dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson ketika memberikan keterangan di luar kantornya di 10 Downing Street di London, Inggris, Senin (27/4/2020)./Bloomberg-Simon Dawson
Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson ketika memberikan keterangan di luar kantornya di 10 Downing Street di London, Inggris, Senin (27/4/2020)./Bloomberg-Simon Dawson

Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan paket bantuan senilai ratusan juta pound sterling untuk proses belajar mengajar yang terdampak pandemi Covid-19.

Dilansir dari Bloomberg, Johnson mengumumkan paket senilai US$1,2 miliar atau sekitar 1 miliar pound sterling untuk membantu anak-anak Inggris mengejar ketertinggalan mereka dalam proses belajar mengajar di sekolah-sekolah.

Sekolah-sekolah dasar dan menengah negeri akan dapat menarik dana sebesar total 650 juta pound sterling. Pengeluarannya kemudian akan ditentukan oleh kepala sekolah masing-masing.

Sementara itu, sisa dana sebesar 350 juta pound sterling bertujuan membiayai bimbingan belajar untuk 2 juta anak-anak yang tidak beruntung.

Sekolah-sekolah di Inggris telah ditutup sejak 20 Maret. Pemerintahan Johnson berusaha menghadapi kritik setelah terpaksa membatalkan rencana agar kegiatan sekolah dasar kembali berjalan sebelum liburan musim panas.

Para pakar pendidikan mengatakan banyak anak berisiko tertinggal pelajaran, terutama mereka yang memiliki latar belakang kurang beruntung dengan akses terbatas pada internet dan komputer.

“Saya bertekad melakukan segala yang saya bisa untuk mengembalikan semua anak ke sekolah mulai September. Kami akan menyampaikan rencana-rencana ke depan tentang bagaimana ini akan terjadi sesegera mungkin,” terang Johnson.

Menteri Pendidikan Gavin Williamson pekan lalu mengatakan bahwa lebih dari 70 persen sekolah dasar telah mulai menerima murid dari kelompok tahun tertentu.

Tapi masih belum ada tanggal pasti untuk kembalinya semua kelompok. Saat virus Corona masih menginfeksi lebih dari 1.000 orang per hari, banyak orang tua masih enggan mengirim anak-anak mereka kembali ke sekolah.

Di sisi lain, serikat pekerja dan otoritas pendidikan setempat mengeluhkan kurangnya konsultasi mengenai pembukaan kembali sekolah, yang telah memberikan proses pengajaran secara tatap muka untuk anak-anak dan bahan pembelajaran jarak jauh bagi mereka yang tinggal di rumah selama lockdown.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper