Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Lockdown, Klaim Pengangguran di Inggris Hampir Tembus 3 Juta Orang

Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris pada Selasa (16/6/2020) melaporkan bahwa jumlah warga yang mengajukan tunjangan pengangguran meningkat lebih dari 1,5 juta orang selama April-Mei 2020.
Suasana jalan Thames yang sepi di London, Inggris, Kamis (9/4/2020). Saat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berada di unit perawatan kritis karena Covid-19, sejumlah pejabat menyusun rencana untuk memperpanjang masa lock down untuk mengendalikan krisis karena virus corona. Bloomberg/Simon Dawson
Suasana jalan Thames yang sepi di London, Inggris, Kamis (9/4/2020). Saat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berada di unit perawatan kritis karena Covid-19, sejumlah pejabat menyusun rencana untuk memperpanjang masa lock down untuk mengendalikan krisis karena virus corona. Bloomberg/Simon Dawson

Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah klaim pengangguran di Inggris melonjak selama periode lockdown yang menyebabkan banyak bisnis tutup dan warga kehilangan pekerjaan mereka.

Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris pada Selasa (16/6/2020) melaporkan bahwa jumlah warga yang mengajukan tunjangan pengangguran meningkat lebih dari 1,5 juta orang selama April-Mei 2020.

“Klaim untuk tunjangan pengangguran, mencakup warga yang bekerja dengan pendapatan rendah dan warga yang menganggur, bertambah sebanyak 529.000 pada Mei,” ungkap ONS, dilansir dari Bloomberg.

Adapun pada April, angka klaim direvisi menjadi lebih dari 1 juta orang. Dengan demikian, jumlah warga yang mengajukan klaim mencapai total 2,8 juta orang selama periode lockdown.

Sementara itu, tingkat pengangguran tetap berada di level 3,9 persen selama tiga bulan hingga April 2020. Pada April saja, jumlah pekerjaan berkurang sebanyak 429.000, meskipun pemerintah melancarkan program cuti yang bertujuan melindungi jutaan pekerjaan.

Angka-angka tersebut menunjukkan besarnya dampak penutupan kegiatan ekonomi sejak 23 Maret. Data terpisah menunjukkan pertumbuhan upah melambat ke level terlemah sejak 2014.

Perlambatan pertumbuhan upah menjadi hanya 1 persen dalam tiga bulan terakhir, mencerminkan fakta bahwa karyawan yang cuti hanya menerima 80 persen dari upah mereka di bawah Skema Retensi Pekerjaan.

Kondisi ini membuat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Bank of England (BOE) berada di bawah tekanan yang meningkat untuk memberi lebih banyak dukungan pemulihan setelah rilis data pekan lalu menunjukkan ekonomi Inggris terkontraksi 20 persen pada April.

Para pembuat kebijakan BOE diperkirakan akan mengumumkan perluasan program pembelian aset lebih lanjut pekan ini, sementara pemerintah akan mengungkap rencananya untuk mendorong pertumbuhan dalam beberapa pekan mendatang.

Di sisi lain, ONS mengatakan ada beberapa tanda stabilisasi. Data Adzooma menunjukkan jumlah lowongan pekerjaan sedikit meningkat pada awal Juni menjadi 45,6 persen dari rata-rata pada 2019.

Peningkatan tersebut diperkirakan akan tercermin dalam perkiraan resmi yang dipublikasikan bulan depan. Selama tiga bulan hingga Mei 2020, jumlah lowongan mencatat rekor penurunan sebesar 342.000.

Estimasi awal berdasarkan catatan pajak menunjukkan jumlah pekerja di Inggris turun sebanyak 163.000 atau 0,66 persen pada Mei dari bulan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper