Bisnis.com, JAKARTA - Filipina akan tetap melonggarkan pembatasan untuk ibu kota negeri ini dan mengizinkan sebagian besar bisnis melanjutkan operasinya kendati kasus baru penyakit virus Corona (Covid-19) meningkat.
Dalam suatu konferensi pers yang disiarkan pada Senin (15/6/2020) malam, Menteri Kesehatan Filipina Francisco Duque mengatakan Manila akan tetap menjalani 'karantina masyarakat umum' dari 16 hingga 30 Juni, dimana sebagian besar warga diizinkan untuk keluar dari rumah mereka.
Bersama dengan dua wilayah lain yang ditempatkan di bawah penerapan karantina yang sama, Manila berkontribusi lebih dari 60 persen dari ekonomi negara Asia Tenggara ini.
Di sisi lain, perintah untuk tinggal di dalam rumah (stay at home) akan diberlakukan kembali di Kota Cebu, Filipina tengah, karena penularan yang luas di masyarakat. Namun, sebagian besar wilayah di negara ini akan menjalani karantina yang lebih longgar.
“Secara bertahap kami melonggarkan pembatasan untuk memberi jalan bagi kelangsungan ekonomi kami sebagai individu dan sebagai suatu bangsa. Tapi tidak berarti kami akan melupakan standar kesehatan minimum kami,” ujar Presiden Rodrigo Duterte pada kesempatan yang sama, seperti dilansir dari Bloomberg.
Duterte menambahkan bahwa kelas jarak jauh akan dimulai pada akhir Agustus.
Baca Juga
Pada Senin, Filipina mencatat 490 kasus infeksi baru, sebagian besar di wilayah ibu kota. Dengan demikian, total kasus Covid-19 di negara ini telah mencapai 26.420, dengan 1.098 orang di antaranya meninggal dunia.
Kasus baru di luar pulau utama Luzon tercatat di antara penduduk yang kembali ke provinsi-provinsi, menurut Kepala pelaksana kebijakan negara untuk penanganan Covid-19, Carlito Galvez.
Ekonomi Filipina menghadapi kontraksi tertajam dalam lebih dari tiga dekade tahun ini, dan diperkirakan akan melonjak 8 persen – 9 persen pada 2021.
Sementara itu, tingkat pengangguran mencapai rekor tertinggi pada bulan April, dengan 7,3 juta orang menganggur akibat lockdown yang bertujuan untuk menahan persebaran virus Corona.