Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Darurat Nasional Dicabut, Jepang Masih Proyeksikan Perlambatan Ekonomi

Pemerintah Jepang mempertahankan proyeksi penurunan tajam perekonomian ketika keadaan darurat nasional dicabut pekan ini dan memungkinkan perusahaan memulai proses pembukaan aktivitas bisnis.
Para pejalan kaki di Shibuya, Tokyo, Jepang, pada 26 Maret 2020 mengenakan masker untuk mencegah penyebaran virus corona jens Covid-19./Bloomberg/Kiyoshi Ota
Para pejalan kaki di Shibuya, Tokyo, Jepang, pada 26 Maret 2020 mengenakan masker untuk mencegah penyebaran virus corona jens Covid-19./Bloomberg/Kiyoshi Ota

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Jepang mempertahankan proyeksi penurunan tajam perekonomian ketika keadaan darurat nasional dicabut pekan ini dan memungkinkan perusahaan memulai proses pembukaan aktivitas bisnis.

Dilansir dari Bloomberg, Kantor Kabinet Jepang mengatakan dalam proyeksi bulanannya bahwa aktivitas akan dimulai kembali secara bertahap tetapi situasi yang sangat parah diperkirakan akan terus berlanjut.

Terkait kondosi ketenagakerjaan, Kantor Kabinet mengatakan pasar tenaga kerja terus melemah. Sementara itu, investasi bisnis kini menunjukkan tanda-tanda kelemahan.. Pemerintah juga memangkas proyeksi terhadap pertumbuhan ekspor tahhun ini.

Laporan ini datang sehari setelah pemerintah Perdana Menteri Shinzo Abe meluncurkan paket stimulus senilai US$1,1 triliun yang menggandakan ukuran total langkah-langkah bantuan virus Corona menjadi sekitar 40 persen dari produk domestik bruto.

Data pekan lalu menunjukkan Jepang sudah jatuh ke dalam resesi pada kuartal I/2020 dan analis memperkirakan PDB menyusut jauh lebih banyak pada kuartal ini.

Ekspor turun lebih dari 20 persen April karena penguncian di negara yang menjadi pasar utama menghambat permintaan untuk mobil dan suku cadang mobil Jepang.

Di sisi lain, Kantor Kabinet menaikkan proyeksi impor untuk bulan Mei. “Pengiriman dari Asia sudah mulai menunjukkan tanda-tanda bottoming out,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper