Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cegah Gelombang Kedua Covid-19, Jokowi: Kendalikan Arus Balik!

Presiden Jokowi menekankan bahwa jangan sampai arus balik meningkatkan daya penularan virus.
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas percepatan penanganan pandemi Covid-19 melalui video conference dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin (18/5/2020)-Biro Pers Media Istana.
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas percepatan penanganan pandemi Covid-19 melalui video conference dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin (18/5/2020)-Biro Pers Media Istana.

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk mengendalikan arus balik Idulfitri. Hal ini menjadi penting agar tidak memunculkan gelombang kedua, utamanya untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Presiden Jokowi menekankan bahwa jangan sampai arus balik meningkatkan daya penularan virus Corona atau Covid-19. Saat ini untuk DKI Jakarta, R0 telah kurang dari 1.

“Saya melihat data tadi pagi tren untuk R0 atau Rt DKI Jakarta sudah dibawah 1, sehingga ini harus kita tekan agar lebih menurun lagi,” kata Jokowi saat membuka rapat terbatas percepatan penanganan pandemi Covid-19 melalui video conference, Rabu (27/5/2020).

Berdasarkan Bonza Teknologi Indonesia, per 26 Mei 2020, DKI Jakarta mencatat R sama dengan 0,96. Artinya, setiap pasien Covid-19 masih memiliki kemungkinan besar menularkan kepada satu orang lain.

R0 atau reproduction number merujuk pada angka reproduksi efektif, atau daya penyebaran virus. Metode ini merupakan sebuah metrik untuk melacak laju penyebaran virus, dalam hal ini virus Corona, secara real time.

Jika R0 di atas 1,0, artinya setiap infeksi akan menyebabkan lebih dari satu infeksi lain atau dengan kata lain virus akan menyebar dengan cepat. Sebagai contoh R2 berarti satu pasien yang terinfeksi akan menulari rata-rata dua pasien lainnya.

Adapun, jika R kurang dari 1,0, maka setiap infeksi akan menyebabkan kurang dari satu infeksi lainnya dan perlahan virus akan berhenti menyebar.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta riset epidemiologi terbaik menjadikan matrik itu sebagai parameter penting untuk menentukan strategi dan durasi pembatasan mobilitas manusia di wilayah tertentu.

Seperti diketahui, pemerintah telah menerbitkan larangan mudik pada Idulfitri tahun ini. Namun, dalam implementasi di lapangan sejumlah warga Jabodetabek telah terlanjur kembali ke kampung halaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper